Sejumlah warga di wilayah Batang hingga Pekalongan mengalami kesulitan mencari gas melon atau LPG 3 Kilogram. Seorang di antaranya, Muslih (43) warga Kasepuhan, Kecamatan Batang.
"Minggu ini sudah dua kali saya cari gas melon tapi susah banget. Kalau di pengecer bilang harganya Rp 40 ribu tapi barang tidak ada. Sudah 18 pengecer saya datangi, " katanya, Rabu (17/4).
Ia berburu gas melon di sekitar kecamatan Batang, SPBU Jalan Jendral Sudirman Batang hingga SPBU Baros Pekalongan, namun hasilnya tetap kosong.
Wati, warga Kelurahan Medono, Kota Pekalongan, juga merasakan hal yang sama. Sejak usai lebaran, ia kesulitan cari gas melon.
Brasto Galih Nugroho, Area Manager Jawa Tengah dan DIY Pertamina, memberikan penjelasan terkait situasi tersebut.
"Pangkalan tetap beroperasi sesuai aturan, meski tidak menyuplai pengecer karena kebijakan minimal 80% ke konsumen akhir," jelas Brasto.
Ia mengimbau warga untuk mengunjungi pangkalan resmi demi mendapatkan LPG 3 kg.
"Pengecer bukanlah jalur distribusi resmi. Di puncak musim Lebaran, pangkalan harus memprioritaskan konsumen akhir," tutur Brasto melalui pesan WhatsApp.
Ia menambahkan, sesuai kebijakan Kementerian ESDM, minimal 80% penjualan LPG 3 kg di pangkalan harus ke konsumen akhir sejak Maret 2023, meningkat dari sebelumnya 70%.
Untuk April 2024, distribusi reguler LPG 3 kg di Batang adalah 633 ribu tabung, ditambah 23 ribu tabung untuk mengatasi kekurangan.
"Kami mohon, jangan panic buying LPG 3 kg. Kami mengajak warga yang mampu dan bukan pelaku usaha mikro untuk tidak membeli LPG 3 kg," lanjutnya.
Pertamina mengajak masyarakat yang mampu untuk beralih ke LPG nonsubsidi dan membantu sesama dengan tidak membeli LPG subsidi.
"Untuk tetangga, kerabat, dan teman yang mampu, mari bantu sesama dan pangkalan dengan memilih LPG nonsubsidi," tegas Brasto.
- Alfamart Bantu Kebutuhan Pokok ke BPBD Batang untuk Korban Gempa
- Demi Temukan Produsen dengan Pembeli Luar Jawa, Youtuber Asal Makassar Datangi Pekalongan
- Tak Ingin Kecewakan Konsumen, Pastikan BBM dan LPG Aman di Jateng