- Babad Wanamarta Mengirimkan Pesan Luhur Tentang Hari Jadi Kota Magelang
- Pemkot Solo dan Seniman Wanita Terima Anugerah Kebudayaan Indonesia
- Hujan Bukan Halangan, Dugderan Sambut Ramadan di Semarang Tetap Meriah
Baca Juga
Pihak Museum RA Kartini Rembang akhir-akhir ini kerap sekali menerima keluhan pengunjung karena di dalam ruangan terasa panas lantaran tidak ada penyejuk ruangan atau AC.
Sub Koordinator (Subkoor) Sejarah, Museum, dan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Rembang Retna Dyah Radityawati mengatakan, keluhan itu disampaikan pengunjung saat dirinya mendampingi para wisatawan museum sembari menjelaskan tentang benda-benda bernilai sejarah di sana
"Sebab, suhu di dalam museum yang cenderung panas dan bikin gerah. Ya saat ini sih sudah lebih baik dengan penataan yang rapi, bersih, dan terang," ucapnya, Rabu (6/12).
"Dari permintaan pengunjunh, masih perlu pendingin ruangan. Jika ada penyejuk ruangan itu membuat pengunjung lebih kerasan,” tambah dia menirukan pengunjung.
Dia menilai, jika ada pengunjung yang datang tentu harus didampingi dan dijelaskan sejarah benda yang ada di dalam. Sehingga waktunya juga akan lama dengan pemaparan terkait sejarah itu.
"Pengunjung merasa kegerahan mereka justru ingin segera keluar. Ungkep. Kalau namanya masuk museum itu bisa berjam-jam. Satu koleksi aja kami menjelaskan itu bisa sampai satu jam. Tapi karena kondisi ungkep di dalam, itu menyebabkan tidak nyaman,” jelasnya.
Ia pun mengusulkan ke depan Museum RA Kartini bisa dilengkapi pendingin ruangan.
”Cukup dikasih AC. Tapi AC-nya jangan yang tanam, karena ini bangunan cagar budaya. AC-nya portable saja udah cukup,” ungkapnya.
Diketahui, selain menyimpan koleksi peninggalan Pahlawan Emansipasi RA Kartini, kini juga terdapat ruangan khusus untuk menyimpan barang-barang KT Djojoadhiningrat (suami RA Kartini) dan Soesalit (putra RA Kartini).
- Ziarah ke Makam KRT Setjonegoro, Tokoh Dibalik Perjuangan Melawan Belanda dan Pembentuk Pemerintahan Pertama
- Jaran Bigar, Seni Tradisional Icon Karanganyar
- Pemkot Semarang Dukung Kebaya Jadi Warisan Budaya UNESCO