Reza Dwi Yuliyanto (25) pria asal Jeketro Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan harus berbaring selama 13 bulan karena tak memiliki biaya untuk berobat.
- Program Digitalisasi, Permudah Pelaku Usaha dan UMKM di Indonesia
- Polres Wonogiri Peringati HPN Lewat Baksos Bersama Anak Yatim
- Pemkot Salatiga Siapkan Santunan Rp 1 Juta Bagi Korban Covid-19 yang Meninggal Dunia
Baca Juga
Dia mengalami kelumpuhan paska jatuh saat mengendarai kendaraan. Sehari-hari dia bekerja sebagai tenaga kontrak di PSDA wilayah Grobogan kini hanya mampu berbaring dan menunggu keajaiban.
Kondisi tubuhnya kurus kering, kedua tangan dan kaki mengalami kelumpuhan. Hal itu karena Reza mengalami patah tulang di bagian tulang belakang, dan beberapa bagian lainnya.
Menurut penuturan istrinya Endah Mandiri (20) saat suaminya mengalami kecelakaan saat itu sudah berupaya maksimal dengan membawa Reza ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Gubug.
Mengingat kondisinya tidak memungkinkan, Reza kemudian dirujuk ke rumah sakit RSUD Wongso Negoro Ketileng Semarang, bahkan menjalani perawatan RSUD Karyadi Semarang.
Dari hasil diagnosa dokter, Reza mengalami patah tulang di bagian leher, tulang belakang, dan beberapa anggota tubuhnya hingga harus dilakukan tindakan operasi.
Keterbatasan ekonomi menyebabkan Reza hanya satu minggu dirawat di rumah sakit. Terlebih lagi dia belum memiliki kartu BPJS Kesehatan. Suaminya pun akhirnya dibawa pulang pihak keluarga untuk menjalani perawatan mandiri.
"Sejak saat itu, suami hanya menjalani perawatan non medis sangkal putung selama satu tahun namun tidak ada perkembangan. Dia juga menjalani pengobatan alternatif terapi syaraf sekitar satu bulan namun belum ada perubahan signifikan," terang Endah, Selasa (28/2).
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Grobogan Edy Susanto mengatakan, kondisi suaminya tersebut menyebabkan Endah terpaksa menyambung hidup dengan cara berjualan makanan dititipkan di warung dan kantin sekolah.
"Dari hasil jualannya saat ini, tidak mampu mencukupi kebutuhan harian. Jangankan untuk biaya berobat suaminya, untuk biaya makan sehari-hari pun tidak mencukupi," ujarnya, usai jenguk Reza.
Pihaknya akan membantu semaksimal mungkin melalui program bantuan sosial. "Karena Reza belum masuk data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) maka akan didaftarkan dahulu agar dapat bantuan sosial," pungkasnya.
- Libur Nataru Tidak Ada Penyekatan, Pengawasan Prokes di Tempat Wisata Diperketat
- Warga Binaan Rutan Salatiga Doakan Korban Tragedi Kanjuruhan
- Polres Purbalingga Salurkan Bansos Bagi Warga Terdampak Covid-19