Tanpa Kembang Api, Kegiatan Keagamaan Warnai Pergantian Tahun di Salatiga

Kegiatan keagamaan mewarnai pergantian tahun yang diadakan Pemkot Salatiga bersama Lembaga Amalan Islam Kota Salatiga, BKGS, Dewan Masjid serta Forkopimda se-Salatiga. 


Tanpa panggung hiburan dan pesta kembang api, sebagai gantinya doa bersama di beberapa titik terpisah. , 

BPH Pramusinta Asisten II Sekda Kota Salatiga mengatakan, kegiatan tutup tahun ini sebenarnya merangkum seluruh kegiatan lima agama lainnya di Salatiga. 

"Untuk muslim kegiatan Mujahadah, Khataman Qur'an dipusatkan di Lantai 4 Ruang Kaloka, Gedung Sekda Komplek Perkantoran Wali Kota itu, dihadiri tokoh Agama dan Forkopimda se-Salatiga," ungkap Pramusinta, Minggu (1/1). 

Sementara, lanjut dia, untuk umat Nasrani dan Katholik dengan kegiatan serupa berupa doa bersama di Gereja Paulus Miky dan Gereja Bethani. 

Dan untuk umat lainnya yakni Budha, Hindu serta Konghucu dapat melakukan peribadatan di kediaman masing-masing. 

Dipilihnya kegiatan keagamaan bukan panggung hiburan sebagai penutup tahun bersama masyarakat, memang telah ada pembicaraan dengan berbagai pihak. 

"Dimana, lewat doa bersama lintas agama diharapkan kesejahteraan bagi Kota Salatiga, kedamaian serta keselamatan warga," terangnya. 

Khusus doa bersama umat muslim di Ruang Kaloka, Pemkot Salatiga turut melibatan didalamnya organisasi masyarakat (Ormas), PHBI, NU, Muhammadiyah, serta Ponpes di Salatiga. 

Sehingga, lanjut dia, setidaknya ada sekitar 600 orang tamu undangan yang diperkirakan akan hadir. 

"Kegiatan akan diawali dengan Shalat Magrib berjamaah, dilanjutkan Khataman Qur'an Juz 30, kemudian kembali tamu undangan dapat mengikuti Shalat Isyak berjamaah, San ditutup dengan Mujahadah bersama sejumlah tokoh Agama," bebernya. 

Ditengah acara Tausiyah akhir tahun disampaikan Ketua MUI Dr. Agus Suaidi, LC. Ia menyinggung perihal kematian. 

"Yang paling ditakuti orang barat adalah ketiadaan yaitu kematian. Bagi kita tidak kematian adalah awal dari keabadian. Malam dan siang dijadikan Allah bergantian terus menerus namun dengan pengalaman yang berbeda. Supaya apa pergantian tersebut agar bersyukur. Pengalaman tersebut dibuat beragam agar kita mengenal Allah dengan segala sifatnya," tutur Agus Suaidi. 

Waktu adalah properti yang paling privat, udara, gas, ruang, ide, ruang dan semua berbagai kecuali satu yaitu waktu. 

Tidak mungkin kita berbagi waktu dengan orang, tapi waktu itu mudah tercuri jika kita menunggu esok dan menunda. 

Setiap pergantian tahun bagi saya sesuatu yang menyedihkan. Banyak orang merayakan pergantian tahun, padahal sesungguhnya pergantian tahun itu adalah pengurangan jatah usia. 

"Maka seharusnya yang dilakukan kita adalah mensyukuri masih diberikan kesempatan oleh Allah," lanjutnya

Sebelum mujahadah doa akhir 2022 dilaksanakan khotmil Qur'an sebanyak 220 oleh JMQH dan JQHNU. KH Maslihidin Yazid Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Giri Salatiga berkenan memimpin mujahadah yang dilanjutkan doa oleh para kyai yang hadir.