Cerita di kampus Fakultas Kedokteran tentang senioritas dan beratnya pergaulan ternyata memang benar. Bukan sebatas cerita, namun alumni dan mahasiswa pun mengakui sering merasakan sendiri.
- Polisi Sahabat Anak, Program Satlantas Banjarnegara Tanamkan Disiplin Sejak Dini
- TBM Pustaka Nusantara Menumbuhkan Cinta Baca Dengan Gelar Read Aloud Bagi Anak-Anak
- Guru Besar Taiwan University Bahas Peluang Agribisnis Bersama Undip Batang
Baca Juga
Salah satunya, Ani, nama sebenarnya tetapi bukan panggilan sehari-hari, mahasiswi salah satu kampus ternama di Jawa Tengah. Menurut dokter muda ini, banyak yang sering depresi karena mendapatkan pergaulan tidak sehat dan membuat tekanan mental.
"Capeknya kuliah tak seberapa dengan perjuangan untuk bisa punya banyak teman dan senior sih. Beban mental jadinya, mau berbuat apa-apa nggak nyaman karena risih sama teman-teman dan senior. Kadang-kadang mereka dekat tetapi memanfaatkan kita," kata Ani.
Tak berbeda, Mia, mahasiswi di program studi Pendidikan Dokter di kampus sama dengan Ani, merasakan kuliahnya berantakan karena merasa stres depresi dan gagal dalam pertemanan. Namun, demi fokus kuliah akhirnya memilih menjadi pribadi tertutup, meski tak punya banyak teman.
"Mending sendirian nggak banyak teman di kampus tetapi kuliah selesai tepat waktu, dan pokoknya jangan sampai IPK jelek. Ya, kesana kemari bisa lah semuanya kerjain sendiri. Kalau lihat pertemanan kadang jadi beban. Lha dijalani saja bisa. Hehehe, pokoknya nggak berharap lebih sama teman-teman di kampus," terang Mia sambil cerita pengalamannya.
- Lokasi Prima, Lahan Eks Pasar Induk Blora Ditawarkan Kepada Investor
- Puluhan Ruas Jalan Rusak Di Blora Mulai Diperbaiki Juni 2025
- Dukung Swasembada Beras, Pemkab Batang Serahkan Bantuan Alat Dan Mesin Pertanian