Terpukul, Ayah Pelari Nasional Suryati Marija Kenang Keinginan Terakhir Sang Putri

 Sujan Aljoyo Murijan (85), ayah kandung Pelarih Nasional Suryati saat menunjukkan foto putrinya, Kamis (12/5).
Sujan Aljoyo Murijan (85), ayah kandung Pelarih Nasional Suryati saat menunjukkan foto putrinya, Kamis (12/5).

Ayah pelari nasional Suryati Marija, Sujan Aljoyo Murijan (85) tidak bisa berbicara banyak mengenang kepergian putri tercinta. Sang ayah masih terpukul dan belum bisa bicara banyak.


Mulutnya seolah terkatup saat mengingat sosok almarhum anaknya. 

"Sudah lebih dari tiga tahun tidak bertemu, bahkan jarang berkomunikasi. Selama ini hanya lewat telpon kalau berkomunikasi dengan Suryati," ucap Joyo, demikian biasa ia disapa saat berbincang dengan media di Balai Desa Gunung Tumpeng, Kacamatan Suruh, Kabupaten Semarang. 

Apalagi, ujarnya, amanah sang anak yang ingin kembali ke pulau Jawa menetap serta membeli sebidang tanah untuk kemudian membangun rumah guna hidup di masa tuanya, urung terwujud. 

Ditambah, kecelakaan di Jalan Tol menuju Pekanbaru, Riau pada 23 April 2022 lmenewaskan anaknya yang mengharumkan nama Kota Salatiga dan Indonesia di kancah regional, nasional hingga internasional itu banyak menimbulkan kejanggalan. 

"Kami memohon keadilan dengan menuntut agar sopir yang mengakibatkan kecelakaan anak saya diproses proses hukum sebagaimana mestinya," ucapnya, lirih. 

Apalagi, selama tiga tahun tidak pulang keluarga di Salatiga dan Suruh Kabupaten Semarang mengaku memiliki tanggungjawab yang tak kalah besar. 

"Yakni tanggungjawab ahli waris. Sempat almarhum ada pesan ke ibu kandungnya, amanahnya ingin beli tanah Rp30 juta di sini terus mendirikan rumah dan pulang kampung," timpalnya. 

Ia pun menuntut pihak berwajib mengungkap kronologi serta status hukum pengemudi dan penumpang mobil yang terlibat kecelakaan. 

Seperti diketahui, Suryati Marija adalah mantan atlet Nasional yang berasal dari Dusun Krapoh, Desa Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Mengawali karir pada klub Dragon Salatiga.

Selanjutnya Suryati tercatat telah menyabet tiga medali dengan rincian satu emas (maraton), perak (3000m), dan perunggu (10.000m) pada SEA Games 1989 di Kuala Lumpur Malaysia. 

Kemudian pada SEA Games 1991 di Manila, Filipina, Suryati meraih perak pada nomor 10.000m. Pada tahun yang sama dia juga meraih perunggu nomor 1km pada Kejuaraan Asia. 

Lalu pada SEA Games 1993 di Singapura meraih satu emas (maraton) dan perunggu (3000m). Setelah pensiun sebagai atlet Suryati bekerja di Dispenda Medan dan melanjutkan karier sebagai pelatih yang sukses melahirkan atletik berprestasi seperti Edy Haryanto Harahap, Nyai Prima Agita Siregar, dan lainnya.