Terus Melayani di Tengah Sepi, Mengabdi hingga Pandemi Pergi

Masinis Indra Sumiarno (kanan) bersama asisten masinis M Rizal Wicaksono, saat mengecek  kondisi loko sebelum kereta keluar depo. / Foto-foto: Humas Daop 4 Semarang.
Masinis Indra Sumiarno (kanan) bersama asisten masinis M Rizal Wicaksono, saat mengecek kondisi loko sebelum kereta keluar depo. / Foto-foto: Humas Daop 4 Semarang.

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menjadi salah satu perusahaan jasa transportasi yang terdampak akibat pandemi Covid-19. Berbagai upaya dilakukan perusahaan pelat merah ini demi terus survive hingga akhirnya menjadi salah satu perusahaan yang sukses dalam beradaptasi dengan kondisi new normal. Bagaimana upaya yang dilakukan PT KAI (Persero), dalam hal ini Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang, melayani di masa pandemi dan kondisi new normal, termasuk kegiatan masinis yang menjadi ujung tombak perjalanan kereta api, Wartawan RMOL Jateng, Stefy Thenu dan Lia Dina Yunita, menyajikannya dalam laporan berikut.


Sabtu, 11 September 2021. Jarum jam menunjukkan angka 14.00 WIB. Setelah berpamitan dengan istri tercinta dan dua buah hatinya yang masih balita, Indra Sumiarno (30), memacu mobilnya untuk bekerja. Perjalanan dari rumahnya di Karangjati, Kabupaten Semarang ke tempatnya bekerja, Depo Lokomotif  di Jalan Petek No 42, Purwosari, Semarang Utara, berjarak  32,3  kilometer.  Dalam google maps, jarak sejauh itu memakan waktu sekitar 53 menit. Namun, Indra hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit.  Sekitar pukul 14.45 WIB, dia sudah tiba di kantornya, yang dikenal dengan Depo Semarang Poncol.  

Waktu dinasnya hari ini adalah pukul 15.30 WIB, dan masinis harus sudah ada di depo minimal 45 menit sebelum KA berangkat. Kereta api yang diawakinya dijadwalkan berangkat pukul 17.15 WIB. Sebelum berangkat melaksanakan tugas sebagai masinis, Indra wajib mengisi absen dan menjalani tes kesehatan. Petugas klinik memeriksa tekanan darah (tensi) dan wawancara singkat mengenai ada tidaknya keluhan di luar masalah kesehatan.  

Usai pemeriksaan kesehatan, bersama asisten masinis Muhammad Rizal Wicaksono, dia melakukan pengecekan kondisi dan kelengkapan lokomotif meliputi pengecekan rangka bawah, rangka atas, inventaris, dll, sebelum keluar depo menuju stasiun.

Selain cek kesehatan,  petugas klinik juga melakukan tes antigen bagi semua karyawan, termasuk masinis. Tes ini merupakan syarat yang diberlakukan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk seluruh petugas, termasuk masinis dan penumpang kereta di masa pandemi.

‘’Setelah absensi dan pemeriksaan kesehatan rampung, kita tinggal menunggu pemanasan mesin loko yang dilakukan petugas bagian sarana. Tes antigen berlaku seminggu, kalau habis berlakunya, kita tes lagi,’’ ungkap Indra Sumiarno, masinis muda yang bekerja di PT KAI Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang sejak 2011 silam, kepada RMOL Jateng, Sabtu (11/9).

Pemuda kelahiran Semarang, 24 Mei 1991 itu, ditemani Muhammad Rizal Wicaksono, yang bertindak sebagai masinis pertama atau asisten masinis. Rizal, lebih muda 3 tahun dari Indra. Anak muda kelahiran Semarang 7 Mei 1994 ini, sudah bekerja sejak 2017. Hari ini, mereka bertugas membawa kereta barang  nomor 2703, dari Stasiun Poncol ke Stasiun Arjawinangun, Cirebon pergi pulang  (PP).

‘’Loko CC206 ini, terhitung baru, kabinnya sudah computerized. Kalau ada masalah, tinggal pencet tombol reset, sudah kembali normal,’’ ujar Indra.

Loko CC206 adalah lokomotif diesel elektrik buatan General Electric Transportation AS, yang dilengkapi dua bogie dengan konfigurasi C-C, yaitu tiga buah roda penggerak di setiap bogienya.

Menurut Indra, kecepatan membawa kereta barang sesuai SOP maksimum 75 km/jam.  ‘’Kalau yang paling cepat Argo Bromo Anggrek yang bisa mencapai 110 km/jam, sedangkan kereta ekonomi  95-100 km/jam,’’ ujarnya.

Masinis Indra Sumiarno (kanan) dan asisten masinis M Rizal Wicaksono di ruang kabin.

Dengan pengalaman 10 tahun sebagai masinis, Indra telah mengantungi sejumlah brevet untuk mengemudikan loko, mulai dari loko uap (loko kuno peninggalan Belanda di Stasiun Ambarawa), brevet untuk KRD (kereta rel diesel), serta brevet CC201, CC203, CC204, dan CC206.

Bagi Indra, kebahagiaannya sebagai masinis adalah dapat mengantar penumpang hingga tujuan dengan selamat. ‘’Itu kepuasan dan kebanggaan tersendiri bagi seorang masinis,’’ ungkap anak ke-2 dari tiga bersaudara ini.

Indra mengaku tetap bekerja 6 hari dalam seminggu dan satu hari libur. Bagi masinis, tak ada hari Minggu atau hari besar nasional. Kalau tanggal merah ada jadwal, tetap bekerja seperti biasa. 

Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang Krisbiantoro mengatakan, saat ini tinggal 5 kereta api yang beroperasi, yakni Argo Anggrek, Sembrani, Jayabaya, Maharani, dan Tegal Ekspres, atau melayani 10 perjalanan pergi pulang.  Padahal, di masa normal sebelum pandemi, kereta api yang dioperasikan sebanyak 33 KA dengan 66 perjalanan.

‘’Daop 4 Semarang memiliki 287 orang masinis dan 79 orang asisten masinis. Di masa pandemi, kami menerapkan WFH (work from home) untuk pegawai kantor, sedangkan untuk masinis ditugasi pula untuk boarding di stasiun-stasiun besar,’’ ujar Krisbiantoro.

Bagi masinis, kebugaran fisik menjadi syarat mutlak. Selain medical check up setahun sekali, setiap masinis dan asisten masinis, kata Indra, juga harus punya berat badan ideal, dengan skor BMI 25. Di atas skor 25, kata dia, masuk kategori overweight, tapi masih ditolerir, walau sudah lampu kuning.

‘’Khusus masinis, bahkan ada grade A, B dan C. Kalau sudah C, tidak boleh jalan. Untuk grade C misalnya mata minus, punya penyakit dalam yang kronis, hingga obesitas,’’ tegasnya.

Selain faktor kesehatan dan kebugaran, ternyata berat badan ideal juga memudahkan masinis masuk ke dalam kabin. ‘’Pintu kabin itu sempit, kalau obesitas masinis pasti tak bisa masuk,’’ tambah Krisbiantoro.

Indra dan Rizal, adalah potret pegawai PT KAI, yang menjadi ujung tombak dalam pelayanan jasa transportasi kereta api di negeri ini. Kendati terdampak pandemi, para masinis dan asisten masinis kereta api tetap bersemangat melayani penumpang.

‘’Walau kondisinya sepi, tidak seramai masa normal, namun kami tetap melayani dengan sepenuh hati. Kata pimpinan, jangan pernah mengurangi pelayanan, tetap maksimal dan sepenuh hati melayani,’’ kata Rizal. 

Pelayanan di Masa New Normal

Ya, di masa pandemi, penumpang KA praktis menurun drastis. Hal itu terkait pembatasan aktivitas dan migrasi masyarakat, yang dilakukan pemerintah terkait pengurangan risiko penularan virus Covid-19.

Sejak PSBB, PPKM Darurat, PPKM Mikro, hingga PPKM Level saat ini,  praktis sangat memengaruhi jumlah penumpang kereta api. Ujungnya bisa ditebak, sangat berdampak pada hilangnya potensi pendapatan yang diperoleh PT KAI (Persero).

‘’Kalau pendapatan menurun, itu pasti, penumpang sangat sepi karena memang dibatasi,’’ ungkap Krisbiantoro.

Bisa dibayangkan, dari 33 KA yang beroperasi dengan 66 perjalanan di masa normal, kini tersisa 5 KA dengan 10 perjalanan.

Di masa pandemi dan kondisi new normal, menurut Krisbiantoro, untuk perjalanan Kereta Api Jarak Jauh hanya diperbolehkan bagi pelaku perjalanan yang bekerja di sektor esensial dan kritikal serta untuk kepentingan mendesak saja.

Seperti pada masa Libur Idul Adha Juli 2021 lalu, yakni mulai keberangkatan 20 hingga 25 Juli 2021, hanya penumpang usia diatas 18 tahun yang diperbolehkan untuk melakukan perjalanan menggunakan kereta jarak jauh.

Aturan tersebut mengacu pada Surat Edaran Kemenhub No 54 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Atas Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor SE 42 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Perkeretaapian Pada Masa Pandemi Covid-19.

"Sesuai Instruksi Mendagri Nomor 18 Tahun 2021, bidang yang menjadi sektor esensial adalah keuangan dan perbankan, pasar modal, TI dan komunikasi, perhotelan non penanganan karantina Covid-19, dan Industri orientasi ekspor," kata Kris, sapaan akrabnya.

Yang masuk dalam sektor kritikal adalah kesehatan, keamanan dan ketertiban masyarakat, penanganan bencana, energi, logistik, transportasi dan distribusi, makanan minuman dan penunjangnya, pupuk dan petrokimia, semen dan bahan bangunan, obyek vital nasional, proyek strategis nasional, konstruksi, dan utilitas dasar.

Sebagai persyaratannya, pelanggan dari Sektor Kritikal dan Esensial harus menunjukkan Surat Tanda Registrasi Pekerja, atau Surat Keterangan lainnya yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat, atau Surat Tugas yang ditandatangani oleh pimpinan perusahaan atau pejabat minimal eselon 2 (untuk pemerintahan) dan berstempel/cap basah atau tanda tangan elektronik.

Tes Antigen di Stasiun Tawang, April 2021 lalu.

Sedangkan yang dimaksud dengan Kepentingan Mendesak yaitu pasien dengan kondisi sakit keras, ibu hamil yang didampingi oleh 1 orang anggota keluarga, kepentingan persalinan yang didampingi maksimal 2 orang, dan pengantar jenazah non Covid-19 dengan jumlah maksimal 5 orang.

Pelanggan dengan kepentingan mendesak dibuktikan dengan menunjukkan surat keterangan perjalanan antara lain Surat Rujukan dari Rumah Sakit, atau Surat Pengantar dari perangkat daerah setempat, atau Surat Keterangan Kematian, atau Surat Keterangan Lainnya.

Selain itu, setiap pelanggan KA Jarak Jauh diharuskan menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR maksimal 2x24 jam atau Rapid Test Antigen maksimal 1x24 jam sebelum keberangkatan. Khusus pelanggan KA Jarak Jauh di Pulau Jawa wajib menunjukkan Kartu Vaksinasi.

"Syarat Kartu Vaksinasi dikecualikan bagi pelanggan yang tidak/belum divaksin dengan alasan medis dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter spesialis dan pelanggan dengan Kepentingan Mendesak," paparnya.

Setiap pelanggan juga harus dalam kondisi sehat (tidak menderita flu, pilek, batuk, hilang daya penciuman, diare, dan demam), suhu badan tidak lebih dari 37,3 derajat celcius, serta memakai masker kain 3 lapis atau masker medis yang menutupi hidung dan mulut.

Petugas di stasiun keberangkatan akan melakukan pemeriksaan seluruh persyaratan pelanggan sebelum diizinkan melakukan perjalanannya. Jika ada yang tidak lengkap, maka yang bersangkutan tidak akan diizinkan untuk berangkat dan uang tiket akan dikembalikan 100%.

Kepatuhan terhadap aturan di masa pandemi, juga ditunjukkan Daop 4 Semarang, selama larangan mudik Lebaran tanggal 6-17 Mei 2021 lalu. Daop 4 Semarang hanya mengoperasikan KA Kedungsepur. Itu pun dengan beberapa pertimbangan khusus sesuai dengan Surat Edaran dari Pemerintah Pusat. Mereka yang bisa melakukan perjalanan dengan Kereta Api Kedungsepur hanya mereka yang membawa surat izin kedinasan, surat dari lurah setempat atau surat izin dari eselon dua untuk BUMN terkait dengan adanya kerabat yang sakit, meninggal atau melahirkan dan hanya boleh didampingi satu orang.

Selama larangan mudik itu, KA Jarak Jauh sama sekali tidak beroperasi. Hanya ada tiga KA yang melintas di Semarang seperti KA Maharani, Argo Anggrek, dan Tegal Ekspres. Tiket Kedungsepur pun tidak dijual bebas. Kalau mau naik KA,  dengan Surat Edaran yakni ada keluarga yang sakit, meninggal, atau melahirkan. Itu pun satu orang dan satu pendamping, kalau orang biasa yang mau naik harus ada izin dari lurah.

Begitu pula di masa PPKM Darurat pada 5-20 Juli 2021,  pelanggan Kereta Api Jarak Jauh di Pulau Jawa dan Sumatera wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR maksimal 2x24 jam atau Rapid Test Antigen maksimal 1x24 jam sebelum keberangkatan.

Sedangkan khusus perjalanan KA Jarak Jauh di Pulau Jawa, pelanggan juga diharuskan menunjukkan kartu vaksin minimal vaksinasi Covid-19 dosis pertama.

"Bagi pelanggan dengan kepentingan khusus yang tidak/belum divaksin dengan alasan medis tetap dapat menggunakan Kereta Api Jarak Jauh dengan menunjukkan surat keterangan dari dokter spesialis dan disertai surat negatif RT-PCR atau Rapid Test Antigen yang masih berlaku," kata Krisbiantoro.

Sedangkan untuk pelanggan di bawah 18 tahun tidak diharuskan menunjukkan kartu vaksin. Kemudian untuk pelanggan di bawah 5 tahun tidak diharuskan menunjukkan hasil RT-PCR atau Rapid Test Antigen.

Untuk pelanggan harus dalam kondisi sehat (tidak menderita flu, pilek, batuk, hilang daya penciuman, diare, dan demam), suhu badan tidak lebih dari 37,3 derajat celsius, serta memakai masker kain 3 lapis atau masker medis yang menutupi hidung dan mulut.

Kris mengatakan, untuk pelanggan KA Lokal dan KA Aglomerasi tidak diwajibkan untuk menunjukkan kartu vaksin dan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR atau Rapid Test Antigen. Namun akan dilakukan pemeriksaan Rapid Test Antigen secara acak kepada para pelanggan di stasiun.

"Untuk membantu melengkapi persyaratan calon pelanggan, KAI juga menyediakan layanan vaksinasi Covid-19 gratis di stasiun khusus bagi pelanggan KA Jarak Jauh," ungkapnya.

Kris mengatakan, PT KAI juga menerapkan aplikasi PeduliLindungi kepada calon penumpang. "Calon penumpang dapat melakukan scan kode QR  di aplikasi PeduliLindungi saat akan naik kereta," ujarnya.

Vaksinasi Covid gratis yang digelar di Stasiun Tawang, 3 Juli 2021 lalu.

 

 Shifting Penggunaan Transportasi

Kendati sangat terdampak pandemi, ada harapan dan optimisme bagi PT KAI (Persero) dari potensi pasar yang bisa dikembangkan, baik untuk penumpang maupun barang.

Rahadian Halim, dikutip dari balitbanghub.dephub.go.id, Kamis (17/6/2021) mengatakan, berdasarkan hasil survei Balitbang tahun 2020 terjadi shifting penggunaan transportasi yang digunakan oleh penumpang. Dari hasil survei tersebut didapatkan bahwa sekitar 6,41% pengguna moda nonkereta api mau beralih menggunakan moda kereta api.

Upaya pemulihan kereta api, kata dia,  harus dilakukan dari sekarang dengan menyesuaikan keadaan dalam masa pandemi. Layanan angkutan kereta api kedepannya dalam masa pandemi diproyeksikan untuk Kereta Api antar kota hingga 21.861.582 penumpang. Untuk KRL dan KA Bandara hingga 109.073.365 penumpang.

Angkutan barang pun diproyeksikan bisa tumbuh secara positif, Batubara diproyeksikan bisa mengangkut hingga 17.715.499 ton. Angkutan barang untuk semen bisa mencapai 2.117.066 Ton. Peti kemas hingga 2.312.041 ton. Minyak bumi dengan jumlah angkut 1.165.630 ton. Parcel/hantaran hingga 67.074 ton, hasil perkebunan hingga mencapai 358.580 ton. Karet dan klinker mencapai 899.814 ton dan angkutan barang lainnya bisa mencapai 305.111 ton.

Adaptif, Solutif, Kolaboratif

Adanya shifting ke penggunaan moda transportasi kereta api, tampaknya menjadi peluang yang segera diwujudkan oleh manajemen PT KAI (Persero), yang tahun 2021 ini melakukan berbagai langkah transformasi digital, organisasi dan proses bisnis.

“Di masa pandemi kita bekerja extraordinary, tidak seperti biasa. Kami optimis dapat bangkit dan terus bertumbuh di tahun ini dengan berbagai langkah yang Adaptif, Solutif, dan Kolaboratif untuk Indonesia,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo, dikutip dari laman www.kai.id.

Langkah Adaptif diwujudkan dengan terus berinovasi, cepat menyesuaikan diri, melakukan perbaikan mengikuti perkembangan teknologi, serta efisiensi. KAI akan menambah fitur-fitur KAI Access serta menggunakan big data untuk mengetahui minat dan kebiasaan pelanggan.

KAI akan mengembangkan aplikasi untuk operasional kereta api sehingga mampu mengefisienkan petugas dengan tetap memastikan operasional kereta api berjalan lancar. Penggunaan aplikasi pun diterapkan untuk memudahkan perawatan dan pemantauan sarana dan prasarana.

“Kami berencana mengembangkan digitalisasi perawatan sarana berbasis Artificial Intelligence,” kata Didiek.

KAI juga berinovasi untuk meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan dengan terus mengujicobakan penggunaan B100 pada genset kereta. B100 merupakan 100% Biodiesel dengan bahan dasar sawit, sehingga akan lebih ramah lingkungan.

Di samping itu, tahun 2021 merupakan tahun vaksinasi pandemi Covid-19. KAI tetap adaptif dan siap mendukung program tersebut dengan mendaftarkan seluruh pegawai untuk melakukan vaksinasi. Adapun dalam melayani pelanggan, KAI mewajibkan rapid test antigen bagi Awak Sarana Perkeretaapian dan petugas kesehatan serta rapid test antibodi untuk petugas frontline.

Langkah kedua, yaitu Solutif. Hal ini telah tertuang dalam visi KAI yaitu Menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia. Prinsip Solutif KAI adalah memberikan jalan keluar atau penyelesaian/pemecahan masalah demi pelayanan terbaik kepada pelanggan.

Langkah solutif yang akan diterapkan salah satunya di bidang keamanan dan keselamatan. Tahun ini, KAI mulai menerapkan Sistem Manajemen Pengamanan sesuai dengan Peraturan Kapolri nomor 24 tahun 2007 dan Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2019.

Untuk  meningkatkan keselamatan perjalanan Kereta api, KAI akan mengembangkan alat berbasis sensor inersial untuk mendeteksi kerusakan rel secara real time. Akan dilakukan pemasangan sensor pada kereta untuk mendeteksi getaran dari kondisi jalur yang dilalui sehingga potensi-potensi kerusakan jalur KA dapat diketahui lebih awal.

Selain itu, KAI akan mengimplementasikan Fatigue Risk Management System. Sistem ini ditujukan untuk mengukur, mengurangi, dan mengelola risiko kelelahan yang dirasakan oleh petugas. Sistem ini diharapkan meningkatkan keselamatan petugas dan perjalanan kereta api.

Program Solutif juga diterapkan di bidang pengembangan SDM, dengan membangun Integrated Talent Management System (ITMS) untuk memetakan dan mengelola calon pemimpin KAI di masa depan yang berkarakter, berkompeten, dan berdaya saing di lingkungan BUMN. Untuk menghadapi tren masa depan dan pengembangan bisnis, KAI mengembangkan kapabilitas baru bagi para pegawainya di bidang digital, property, project financing, asset management, dan logistic.

Langkah ketiga adalah Kolaboratif, yakni membangun kerja sama yang sinergis, dengan optimalisasi angkutan dan menjalin kerjasama-kerjasama baru dengan para pelaku usaha untuk meningkatkan volume Angkutan Barang.

Dari sisi pengusahaan aset, KAI akan menawarkan naming rights stasiun kepada mitra yang ingin mem-branding stasiun dengan brand miliknya. Saat ini, kerja sama seperti itu sudah diterapkan pada Stasiun BNI City di Jakarta.

Untuk pengamanan aset berupa tanah dan bangunan, KAI tetap melakukan pendekatan secara persuasif kepada para penghuni agar mau melakukan kontrak sewa, penertiban bekerja sama dengan Kejaksaan untuk supervisi dan pendampingan, dan penyertifikatan bekerja sama dengan Kementerian ATR/BPN RI.

Diharapkan, tahun ini dapat memberikan kontribusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor transportasi dan logistik dengan semangat Adaptif, Solutif, dan Kolaboratif untuk Indonesia.

"KAI harus survive di tengah pandemi. Agar perusahaan bisa sustainable, kami tetap melakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan pendapatan dari berbagai lini bisnis yang KAI kelola. Bangkitnya KAI juga akan turut membantu pemulihan ekonomi nasional,” pungkas Didiek.

Hitam-hitam kereta api, biarpun hitam banyak yang menanti. Pantun lama yang tenar di masyarakat itu, boleh jadi sangat pas dengan kondisi faktual dewasa ini. Transportasi kereta api, meskipun sepi akibat dihantam pandemi Covid-19,  kehadirannya tetap dinantikan masyarakat.  Seperti kedatangan para penumpang kereta di stasiun, yang dinantikan atau ditunggu oleh banyak orang untuk menjemput anggota keluarga, sanak saudara, rekan, kekasih, atau pun mitra bisnis mereka. Para awak kereta api pun  terus melayani dan mengabdi, hingga pandemi betul-betul pergi dari bumi ini.