Muncul anggapan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tak mau Puti Guntur Soekarno mengalahkan pamor anaknya Puan Maharani sebagai pewaris utama trah Bung Karno. Mega sengaja membenamkan pamor Puti lewat Pilgub Jawa Timur.
- KPU Kota Semarang Terima 18 Ribu Bilik Suara
- Cagub Jateng dari PDIP Harus Kantongi Tiga Kriteria
- PDIP Kudus Sepi Pendaftar Cabup
Baca Juga
Jauh sebelum Pilkada serentak 2018, Puti giat mensosialisasikan diri di Jawa Barat. Tapi kemudian Mega mendaulatnya berpasangan dengan Saifullah Yusuf di Pilgub Jatim.
Pamor Puti meredup seiring kekalahan yang ditanggungnya. Setidaknya demikian hasil hitung cepat Pilgub Jatim yang dirilis mayoritas lembaga survei.
Namun pengamat politik dari Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti tidak sependapat dengan anggapan demikian.
"Menurut saya tidak begitu," kata Ray kepada Kantor Berita Politik RMOL melalui sambungan telepon, Senin (2/7).
Kekalahan anak dari Guntur Soekarnoputri itu, menurut Ray, lebih disebabkan oleh PDIP sendiri dalam mempersiapkan calon yang terkesan dadakan.
"Tidak ada pilihan bagi PDIP karena Jatim dianggap basis Soekarno," imbuhnya.
Kamudian yang berikutnya, sambung Ray, disebabkan perseteruan warga Nahdathul Ulama (NU) dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dimana PKS dalam Pilgun Jatim memberikan dukungannya terhadap Saifulah Yusuf alias Gus Ipul yang didampingi Puti.
"Hingga akhirnya warga NU Jatim memilih Khofifah," ujar Ray.
- KPU Serahkan Hasil Tes Kesehatan Dua Bapaslon Yang Maju Dalam Pilkada Karanganyar
- Besok KPU Umumkan Hasil Verifikasi BaKal Caleg
- Prabowo-Gibran Janjikan Akses Internet Lebih Merata