Tim Peneliti Fakultas MIPA Unsoed Kembangkan PLTA Piko Hidro

Tim peneliti dari Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) skala kecil Piko Hidro (PH).


PLTA PH merupakan pembangkit listrik yang bisa dipasang di kawasan dengan potensi aliran air kecil seperti saluran irigasi maupun sungai di pedalaman dan pegunungan. Selain itu, PLTA PH menggunakan turbin sederhana, murah, serta mudah digunakan dalam pengoperasian dan perawatan.

 

Ketua Tim Peneliti, Jamrud Aminuddin, Ph.D mengatakan, PLTA-Piko Hidro yang dibuat di Desa Babakan, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas menghasilkan daya kurang lebih 5.000 Watt. 

“Sistem ini hanya memanfaatkan aliran sungai yang kecil. Pada prinsipnya daya keluaran sangat bergantung pada kondisi aliran sungai dimana sistem ini diterapkan,” kata Jamrud Aminuddin, Minggu (29/8).

 

Jamrud menjelaskan, sistem PLTA-Piko Hidro bisa ditingkatkan daya keluarannya jika kondisi aliran sungai mendukung. Dari beberapa literatur ilmiah diketahui berdasarkan output daya listrik yang dihasilkan, PLTA diklasifikasikan menjadi 5 istilah, yaitu Large-Hydro (> 100 MW), Medium-Hydro (15-100 MW), Small-Hydro (1-15 MW), Mini-Hydro (100–1.000 kW), Micro-Hydro (5-100 kW), dan Pico-Hydro (< 5 kW).  

“Piko Hidro yang kami buat merupakan implementasi Pengabdian Masyarakat  (PKM) berbasis riset, sebagai salah satu program kompetitif Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unsoed,” jelas Jamrud.

 

Sementara itu, menurut salah satu anggota tim Drs Sunardi,M.Si mengungkapkan, sebelumnya telah dikembangkan sebuah PLTA Piko Hidro oleh masyarakat setempat untuk menunjang proses penggilingan batu. Aliran listrik dari sistem pembangkit dimanfaatkan untuk menggerakkan conveyor belt (saluran pengangkut batu pada mesin penggiling). 

“Pembangkit listrik skala kecil tersebut juga dimanfaatkan untuk penerangan jalan dan pemakaman,” kata Sunardi.

 

Anggota tim lainnya,  Akmal Ferdiyan,S.Si.,M.Sc, mengatakan, sistem PLTA yang dikembangkan oleh masyarakat setempat mengalami permasalahan teknis. Pada sistem PLTA Piko Hidro tersebut, tidak bekerja secara optimal karena debit air yang dialirkan menuju pipa pesat tidak menghasilkan tekanan tinggi. Masalah lainnya yang ditemukan adalah sistem konverter energi mekanik yang akan memutar generator listrik tidak seimbang.

 

“Akibatnya daya listrik yang dihasilkan tidak stabil sehingga rentan terhadap fluktuasi tegangan. Dalam situasi tertentu, sistem pembangkit tersebut tidak beroperasi karena adanya permasalahan pada debit air dan sistem konverter energy,” katanya.