DPRD Kota Semarang menyoroti obyek wisata yang baru saja selesai dibangun yakni Jembatan Kaca Tinjomoyo yang masih dalam satu lokasi di kawasan wisata hutan Tinjomoyo Semarang. Proyek yang tertunda penyelesaiannya hingga dua tahun ini telah selesai pada akhir Desember 2022 lalu.
- Tradisi Sedekah Laut Dan Syawalan Di Demak
- Wisma Mustika Sembilan Andalan Peziarah Sunan Kalijaga
- Car Free Night di Malam Tahun Baru, 13 Panggung Hiburan Siap Manjakan Warga Solo
Baca Juga
Meski proyek pembangunan Jembatan Kaca tang digadang-gadang menjadi destinasi wisata alam di Kota Semarang telah usai pembangunannya, namun sejumlah fasilitas umum hingga sarana prasarana yang melengkapi tempat wisata tersebut belum rampung dibuat.
Sekretaris Komisi C DPRD Kota Semarang, Suharsono mengungkapkan jalan masuk menuju Jembatan Kaca usai pembangunannya masih rusak parah.
Ia meminta Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang segera merapikan akses jalan masuk tersebut hingga proses pengaspalannya.
Selain akses jalan masuk, Suharsono melihat di lokasi tersebut belum ada fasilitas umum seperti toilet hingga tempat cuci tangan.
Sebagai sebuah tempat wisata yang akan dikunjungi banyak orang baik dalam kota maupun luar kota hingga mancanegara, fasilitas umum tersebut sangat diperlukan.
“Fasilitas tentu harus disediakan misalnya toilet, cuci tangan itu harus disediakan karena sejauh ini fasilitas itu belum ada. Karena kalau masyarakat sudah ramai datang kesana maka kelengkapan fasilitas itu harus ada,” kata Suharsono, Senin (16/1).
Selain akses jalan masuk dan fasilitas umum tersebut, Suharsono melihat juga perlu adanya taman disekitar area Jembatan Kaca untuk lebih mempercantik lokasi wisata tersebut.
“Saya lihat itu untuk hiburan saja karena tidak mungkin itu digunakan sebagai jembatan untuk akses masyarakat. Jadi fasilitas didalamnya juga harus dibuat secantik dan senyaman mungkin. Misalnya tamannya dibuat dengan baik,” bebernya.
Jembatan kaca Tinjomoyo yang memiliki panjang 40 meter dengan lebar jembatan 2,6 meter, sejauh ini hanya masih memiliki satu akses untuk masuk dan keluar pengunjung yang akan naik jembatan.
Pada awalnya, lanjutnya, memang jembatan kaca akan dibuat dua akses yakni akses masuk dan keluar dari tempat yang berbeda, namun karena anggaran terlalu besar, maka saat ini akses masuk dan keluar masih berada di satu pintu yang sama.
“Yang jelas secara kontrak dan perencanaan sudah sesuai tapi kalau namanya jembatan itu kan harusnya dua sisi tapi kemarin kita lihat hanya satu sisi dan kalau memungkinkan dibangun sisi sebelahnya. Dulu perencanaan dua sisi tapi karena anggaran tidak mencukupi maka baru dibuat satu sisi dan kita berharap bisa diteruskan pembangunannya,” paparnya.
Selain itu, pihaknya juga meminta Pemkot untuk memperbaiki jembatan yang digunakan untuk akses masyarakat umum agar tidak terkesan jomplang pembangunannya.
“Jembatan yang ada dibawah itu juga harus di perbaiki masa jembatan kacanya bagus lalu jembatan akses Masyarakat tidak bagus kan jadi jomplang makanya kita minta untuk diperbaiki lebih layak lagi,” tuturnya.
Terkait pengelolaan nantinya Jembatan Kaca ini akan menjadi satu pengelolaan dengan kawasan wisata hutan Tinjomoyo yang memang sudah lebih dulu ada.
Namun pihaknya meminta kepada pengelola Jembatan Kaca ini untuk memastikan kapasitas pengunjung yang bisa naik ke atas jembatan kaca.
“Kapasitas pengunjung nanti harus diperhatikan jangan sampai over kapasitas dan malah membahayakan pengunjung nantinya,” pungkasnya.
- Eksotisme Pulau Karimunjawa (Masih) Pikat Wisatawan lokal dan Mancanegara
- Sambut Liburan Lebaran, Disbudpar Kudus Terjunkan Satgas Pariwisata
- Lebih Mendalam Dengan Hasil Festival Kesenian Wisata Pesisir