Tobat nasuha sejumlah aktivis Pro Demokrasi (ProDem) yang pernah mendukung Jokowi bisa jadi berangkat dari proses penilaian selama ini.
- Ganjar Pranowo Unggul di Survei Indikator Politik Indonesia
- Dinilai Berkompetensi Baik, Walikota Semarang Terus Dikaitkan Dengan Sejumlah Posisi Penting
- Neno Warisman Dihadang, PA 212 Minta Jokowi Fair Bertarung
Baca Juga
"Sesuatu yang memang bagian dari proses yang mereka temui, soal secara penilaian, fakta dan mereka nilai terhadap apa yang selama ini terjadi," ujar pengamat politik Universitas Padjajaran (Unpad), Idil Akbar, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (20/3).
Idil menekankan, terpenting yang harus dikoreksi yakni konteks taubat nasuha, bukan sekedar untuk pencitraan atau kebutuhan pemberitaan secara massif untuk menyerang Jokowi, sehingga membentuk opini baru.
"Artinya mereka-mereka itu kemudian digiring opininya seolah-olah bahwa 2014 mereka mendukung Jokowi, maka 2019 mereka adalah bagian yang saat ini menentang keras untuk Jokowi terpilih kembali," terangnya.
Meski ia tidak memungkiri aksi para aktivis ProDem tersebut bisa berdampak terhadap pemilih Jokowi di Pilpres 2019 nanti.
"Bisa jadi mereka melakukan aksi itu karena problem yang selama ini mereka hadapi adalah problem masyarakat Indonesia dan itu menurut saya akan menjadi cukup besar pengaruhnya apabila terus menerus dikelola," tutupnya.
- Bantah Galang Poros Tengah, Ketua Golkar Karanganyar 'Melamar' Jadi Cabup di PKB
- Spanduk Gibran di Demak Diprotes Warga
- KPU Kota Semarang: Kami Sudah Sampaikan Hasil Ke KPU Provinsi Jawa Tengah Dan Tunggu Jika Ada Tuntutan Ke MK Baru Penetapan