Tradisi Rewanda, Berbagi untuk Para Monyet di Goa Kreo

Tradisi sesaji Rewanda kembali digelar Pemerintah Kota Semarang bersama warga Talun Kacang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati pada Sabtu (29/4).


Tradisi sesaji Rewanda ini menjadi sebuah kegiatan untuk mengungkapkan rasa syukur dengan cara berbagi kepada para monyet yang ada di Goa Kreo. Tradisi digelar dengan berjalan mulai dari depan Masjid Al Mabrur Talun Kacang menuju Goa Kreo. Dalam perjalanannya, warga membawa sesaji berupa berbagai macam hasil bumi dalam bentuk gunungan seperti buah dan sayur, kacang-kacangan, ketupat dan lepet, tumpeng, serta sego ketek.

Saat sampai di Goa Kreo, warga dan wisatawan yang datang langsung dihibur dengan tarian tradisional yang dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Asisten II Pemerintah Kota Semarang, Nana Storada, mewakili Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Setelah prosesi pemotongan tumpeng, kemudian warga dan wisatawan mulai berebut sego kethek yang merupakan makanan khas daerah tersebut. Sego kethek sendiri berisi nasi, sayur daun ketela, sayur kacang, tahu, tempe, dan ikan asin. Sego kethek menjadi rebutan setelah prosesi sesaji rewanda digelar.

Selain warga dan wisatawan yang berebut sego kethek, para monyet juga ikut berebut gunungan berisi hasil bumi. Para monyet mengambil kacang-kacangan hingga buah-buahan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso menyampaikan sesaji Rewanda ini adalah bagian dari prosesi budaya tradisional di Goa Kreo khususnya di Dusun Talun Kacang, Kandri.

"Jadi tradisi ini adalah bentuk rasa syukur dan bentuk terima kasih atas rezeki dari Allah. Diberikan dalam bentuk sedekah. Ini diberikan kepada monyet-monyet," kata Wing.

Wing menjelaskan sejarahnya pada jaman dahulu monyet ekor panjang yang ada di Goa Kreo membantu Sunan Kalijaga dalam mencari kayu jati. Kayu jati tersebut lalu digunakan untuk saka Masjid Demak.

Sehingga dalam tradisi Rewanda ini warga juga membawa replika kayu jati sebagai simbol sejarah. Bahkan beberapa warga juga memakai kostum monyet yang menunjukkan ciri khas Goa Kreo.

Wing menyebut tradisi sesaji Rewanda ini menjadi suatu kearifan lokal yang sudah berjalan sejak suku di Talun Kacang. Pemkot Semarang akan terus mengemas tradisi ini dengan lebih menarik agar bisa menjadi event wisata ditingkat nasional.

"Semarang punya keberagaman budaya. Ternyata masih banyak budaya lokal yang harus diangkat, dilestarikan, dan dikenalkan kepada anak-anak kita," ungkapnya. 

Sementara itu, Asisten II Pemerintah Kota Semarang, Nana Storada, mewakili Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu, mengatakan di Gunungpati banyak sekali event budaya salah satunya sesaji Rewanda ini. Sebelum tradisi sesaji rewanda juga telah digelar Mahakarya Goa Kreo di Waduk Jatibarang yang tak jauh dari Goa Kreo pada Jumat (28/4) malam. Ia menyebut jika hal ini merupakan kearifan lokal yang harus terus dilestarikan. 

"Kami harap tahun-tahun berikutnya dikemas bentuk lain dengan tidak menghilangkan inti acara. Ini sebagai daya dukung wisata," ucap Nana.