Tradisi Syawalan, Gubernur Jateng Minta Bupati/Walikota Antisipasi Pergerakan Masyarakat

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, meminta seluruh bupati/ walikota mengantisipasi keramaian perayaan syawalan setelah hari raya Idul Fitri.


Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, meminta seluruh bupati/ walikota mengantisipasi keramaian perayaan syawalan setelah hari raya Idul Fitri.

Menurutnya, tidak menutup kemungkinan terjadi pergerakan masyarakat pada acara itu. Apalagi lanjut dia, perintah larangan mudik telah berakhir pada 17 Mei 2021.

"Maka itu jadi catatan kita, Kamis besok harus siap-siap karena kemungkinan akan adanya arus masyarakat mudik setelah pembatasan kemarin dilakukan. Tentu saya berharap, masyarakat tetap tinggal di tempat dan tidak mudik," kata Ganjar, Selasa (18/5).

Tak hanya itu, banyak tradisi biasanya dilakukan masyarakat saat syawalan. Ganjar meminta seluruh Bupati/Wali Kota memastikan bahwa tradisi yang digelar tidak melanggar protokol kesehatan.

"Kalau itu membikin kerumunan, ndak boleh. Tapi kalau dibatasi silahkan diatur. Teman-teman kabupaten/ kota sampai level desa, camat dan lurah harus bekerjasama dengan Babinsa/ Babhinkamtibmas untuk mengatur. Kalau tidak bisa diatur, harus tidak diizinkan," tegasnya.

Ganjar juga meminta seluruh Bupati/ Wali Kota mempersiapkan kemungkinan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 pasca lebaran. Selama 14 hari usai lebaran ini, semua diminta siaga di daerah masing-masing.

"Semuanya harus menyediakan tempat untuk antisipasi situasi 14 hari setelah lebaran dan 14 hari setelah lebaran kupat. Rumah sakit harus siaga, tempat-tempat isolasi harus ditambah, ICU dan juga tempat isolasi terpusat harus disiapkan termasuk SDM, obat-obatan dan lainnya," pungkasnya.