Underground Simpang Lima Bakal Dibangun Tahun 2023

Pembangunan Underground Simpang Lima yang digagas oleh Pemerintah Kota Semarang rencananya akan mulai dibangun pada tahun 2023. Proyek pembangunan ini akan menjadi proyek strategis nasional.


Plt Kepala Dinas Penataan Ruang Kota Semarang, M Irwansyah mengatakan, pembangunan fisik Underground Simpang Lima akan dimulai tahun 2023. 

Harapannya selain Underground Simpang Lima, proyek pembangunan infrastruktur lainnya di Kota Semarang bisa dikejar seiring dengan semakin menurunnya kasus Covid-19.

"Mudah-mudahan pandemi berlalu. Jika masalah ekonomi di indonesia sudah oke, sudah kembali normal, pertumbuhan ekonomi oke, pada 2023 bisa mengejar pembangunan infrastruktur yang banyak ketinggalan," kata Irwansyah, Minggu (17/4). 

Irwansyah menyampaikan hingga saat ini belum ada lelang untuk proyek tersebut. Rencananya, pembangunan yang menjadi proyek strategis nasional ini, untuk pendanaannya akan melalui skema kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) atau menggunakan APBD hingga tingkat dua.

Meski demikian, Irwansyah mengaku akan membuka peluang bagi pihak swasta yang tertarik untuk ikut andil dalam pembangunan Underground Simpang Lima.

"Di pusat skemanya KPBU. Kemungkinan APBD, APBD tingkat dua, atau KPBU. Mungkin kalau ada swasta yang tertarik, kami juga welcome. Mudah-mudahan ada investor yang tertarik supaya APBD bisa buat bangun yang lain," paparnya. 

Dengan dibangunnya Underground Simpang Lima, harapannya bisa menyelesaikan masalah kemacetan dan kekumuhan di area Simpang Lima.

Irwansyah memaparkan konsep yang akan diterapkan untuk Underground Simpang Lima ini nantinya akan dibangun tiga lantai ke bawah. 

Area paling atas akan difungsikan sebagai hutan kota, sementara bangunan disekitarnya harus mengusung konsep green buliding. 

Nantinya kendaraan yang melintas di kawasan Simpang Lima juga akan dibatasi dan nantinya akan dilewatkan menuju underpass. 

Jalan Pandanaran dan Jalan Ahmad Yani rencananya akan berada pada underpass layer minus satu. Jalan Pahlawan dan Jalan Gajahmada akan masuk dalam layer minus dua. Sementara layer minus tiga akan dimanfaatkan untuk lahan parkir dan ruang bagi perdagangan dan jasa.

"PKL kami turunkan minus satu lantai. Jadi, di luar bersih, konsepnya hijau," bebernya. 

Pemkot Semarang sendiri juga sudah memparaktekan rencana pembangunan tersebut di ruang Spatial Holistic Integrated Environment and Land Division (SHIELD) yang belum lama ini sudah diluncurkan.