UNS Fasilitasi UTBK Ramah Disabilitas, Diikuti 10 Peserta 

Penyandang Disabilitas Sedang Ikuti Tes UTBK-SNBT Di UNS Surakarta. Humas UNS
Penyandang Disabilitas Sedang Ikuti Tes UTBK-SNBT Di UNS Surakarta. Humas UNS

Surakarta - Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta juga diikuti oleh peserta  penyandang disabilitas. 


Tahun ini, sebanyak 10 peserta disabilitas mengikuti UTBK di UNS. Mereka terdiri atas 6 peserta tunanetra, 3 peserta tuna rungu, dan 1 peserta tuna daksa.

Meskipun dihadapkan pada tantangan fisik, keterbatasan akses, dan kondisi pribadi, para peserta tetap menunjukkan dedikasi tinggi untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. 

“Tahun ini, terdapat enam peserta tuna netra, tiga peserta tuna rungu, dan satu peserta tuna daksa yang mengikuti UTBK di UNS,” ujar Prof. Hartono dalam rilis yang diterima RMOLJateng, Jumat (25/04). 

Muhammad Ulil Anwar, peserta asal Pemalang, menyampaikan impiannya untuk melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Luar Biasa (PLB) UNS. Ia termotivasi oleh tekadnya untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan para penyandang tunanetra, sesama yang senasib dengannya.

"Saya pernah dibimbing oleh guru tunanetra lulusan PLB yang sangat menginspirasi, baik di kelas maupun dalam hidup. Itu yang mendorong saya ingin menjadi guru dan membantu teman-teman berkebutuhan khusus meraih mimpi," ujar Ulil. 

Selain Ulil, peserta lain seperti Shelvy Eightiarini dan Wahyu Dhian Artikasari juga tertarik pada bidang konseling dan psikologi. Shelvy, calon mahasiswa asal Karanganyar, berharap melanjutkan studi di UNS. 

"Saya ingin jadi psikolog, tapi setelah konsultasi dengan pusat layanan disabilitas, saya disarankan memilih Prodi Bimbingan dan Konseling agar bisa menjadi konselor atau guru BK," ujarnya.

Sebagai pusat pelaksanaan UTBK yang menjunjung tinggi prinsip inklusivitas, UNS menegaskan komitmennya melalui penyediaan berbagai fasilitas yang mendukung kebutuhan peserta disabilitas. 

Fasilitas tersebut mencakup komputer dengan perangkat lunak pembaca layar seperti NonVisual Desktop Access (NVDA), pendamping teknis yang siap membantu, serta ruang ujian yang dirancang ramah bagi penyandang disabilitas.

Ulil dan Tika memilih lokasi ujian di UNS atas saran gurunya karena kampus ini dinilai lebih ramah disabilitas. 

"Fasilitasnya mendukung, komputer mudah digunakan, dan pembaca layar berjalan lancar, jadi ujian terasa nyaman," ujarnya.

 "Saya memilih UNS karena aksesnya baik untuk tunanetra. Alhamdulillah, ujian berjalan lancar berkat dukungan komputer dan pendampingan dari tim UNS," pungkas Tika.