Viral Luberan Sampah Hingga Tengah Jalan, DLH Batang Tegur Lima Kades

Luberan sampah di Jl. Reban hingga ke tengah jalan yang viral di media sosial membuat kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Batang, Handy Hakim geram. Ia bahkan menegur lima kepala desa yang bertanggungjawab atas sampah tersebut.


"Sampah itu sebenarnya luberan dari sub Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Surjo yang dikelola lima desa dan pasar Bawang. Sudah kami bersihkan semua," kata Handy di ruangannya, Senin (15/11)  sore.

Kelima desa serta pasar Bawang itu sepakat melakukan pengelolaan sampah di lokasi. Pada praktiknya, pembuang sampah di situ lebih dari lima desa.

Handy menyebut desa yang membuang sampah di sana yaitu desa Pangempon, Bawang, Surjo, Getas, Candigugur, Gunungsari, dan Jlamprang. Pengurus sub TPA itu adalah karang taruna yang hanya dua orang.

Handy mengungkapkan bahwa dari sisi tenaga jelas kurang ideal. Di sisi lain, tidak ada alat berat untuk mengelola sampah hingga kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan sampah.

"Untuk kepala desa hanya iuran Rp 250 ribu per bulan untuk pengelolaan sampah. Lalu para pekerjanya hanya dibayar Rp 300 ribu per bulan, bagaimana bisa maksimal," tuturnya.

Handy mengatakan kejadian luberan sampah itu karena pengelola kurang paham memaksimalkan lahan. Padahal menurutnya, kontur sub TPA di tebing itu ideal untuk pengelolaan sampah hingga bertahun-tahun.

Ia juga menilai sub TPA itu memenuhi syarat, selain lahan tebing, di dekatnya tidak ada sumber air. Tidak juga ada lahan pertanian atau perkebunan warga.

"Itu hanya berupa tanah dengan banyak pohon milik Pemkab," jelasnya.

Adapun sub TPA Surjo itu untuk menampung 15 ton sampah tiap hari. Untuk itu, pihaknya akan melakukan pendampingan pengelolaan sampah pada lima desa itu.

Ia akan menerjunkan alat berat untuk merapikan sub TPA tersebut secara rutin setiap setengah bulan sekali.