Wabah Cacar Monyet Alami Lonjakan Kasus di Eropa

Wabah cacar monyet terus mengalami peningkatan jumlah kasus di wilayah Eropa.


Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa, Dr. Hans Kluge memperingatkan pada Jumat (1/7) bahwa kasus cacar monyet di kawasan itu telah meningkat tiga kali lipat dalam dua minggu terakhir, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL. 

Kasus ini mendesak negara-negara untuk berbuat lebih banyak untuk memastikan penyakit yang sebelumnya langka itu tidak bercokol di benua itu.

Kluge dalam pernyataannya mengatakan bahwa meskipun sudah WHO belum menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global, upaya untuk mencegah itu tidak meluas perlu terus ditingkatkan.

“Tindakan mendesak dan terkoordinasi sangat penting jika kita ingin mengubah arah dalam perlombaan untuk membalikkan penyebaran penyakit ini yang sedang berlangsung,” kata Kluge, seperti dikutip dari Washington Post, Sabtu (2/7).

Hingga saat ini, lebih dari 5.000 kasus cacar monyet telah dilaporkan dari 51 negara di seluruh dunia yang biasanya tidak melaporkan penyakit tersebut, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Kluge mengatakan jumlah infeksi di Eropa mewakili sekitar 90 persen dari total global, dengan 31 negara di kawasan Eropa WHO telah mengidentifikasi kasus.

Wabah khusus ini bagi kami berarti keadaan darurat,” kata Ahmed Ogwell, direktur pelaksana Pusat Pengendalian Penyakit Afrika. 

Kluge mengatakan data yang dilaporkan ke WHO menunjukkan bahwa 99 persen kasus terjadi pada pria, mayoritas pada pria yang melakukan hubungan sesama jenis.

Namun, dia mengatakan sekarang ada “sejumlah kecil” kasus di antara kontak rumah tangga, termasuk anak-anak. Kebanyakan orang melaporkan gejala termasuk ruam, demam, kelelahan, nyeri otot, muntah dan kedinginan.

Para ilmuwan memperingatkan siapa pun yang melakukan kontak fisik dekat dengan seseorang yang menderita cacar monyet atau pakaian atau seprai mereka berisiko terinfeksi. Populasi rentan seperti anak-anak dan wanita hamil diperkirakan lebih mungkin menderita penyakit parah.

Sekitar 10 persen pasien dirawat di rumah sakit untuk perawatan atau diisolasi, dan satu orang dirawat di unit perawatan intensif. Tidak ada kematian yang dilaporkan.

Seorang penasihat WHO terkemuka mengatakan pada bulan Mei bahwa lonjakan kasus di Eropa kemungkinan terkait dengan aktivitas seksual oleh pria di dua pesta rave di Spanyol dan Belgia.

Namun demikian di Afrika WHO mengatakan bahwa menurut data rinci dari Ghana kasus cacar monyet hampir merata antara pria dan wanita, dan tidak ada penyebaran yang terdeteksi di antara pria penyuka sesama jenis.

Hingga saat ini, ada sekitar 1.800 kasus dugaan cacar monyet di Afrika, termasuk lebih dari 70 kematian, tetapi hanya 109 yang telah dikonfirmasi di laboratorium. Kurangnya diagnosis laboratorium dan pengawasan yang lemah berarti banyak kasus tidak terdeteksi.