Kabar bahan bakar subsidi Pertalite bakal dihapus jadi isu lagi, rencananya pemerintah akan lakukan aturan baru dalam pembelian mulai awal September ini. Saat ini pun, Pertalite mulai tidak dijual ribuan SPBU.
Tanggapan masyarakat rata-rata berikan respon tidak setuju dan keberatan jika Pertalite seandainya jika benar-benar tak dijual di pasaran. Masyarakat khawatir harga kebutuhan pokok juga terkena dampaknya langsung. Apalagi, BBM jenis Pertalite meski stoknya sekarang sulit didapatkan, tetap masyarakat butuh bahkan rela antre.
Hal ini menurut Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno, prinsip ekonomi akan dianggap penting masyarakat dalam pembelian BBM. Dengan naiknya harga BBM atau muncul kebijakan subsidi dihapus bakal ada dampak negatif dirasakan sebagai imbas dari rencana dan aturan baru.
"Masyarakat pasti berpikir negatifnya harga BBM jadi mahal dan akan merugikan ekonomi kelas bawah. Tetapi, meski anggapan, akan benar jika kondisi ekonomi tidak menguntungkan bagi masyarakat. Kebutuhan BBM prioritas untuk mobilitas, jadi sulit sekali jika masyarakat pengeluaran hariannya sekedar untuk bahan bakar," terang Djoko, Selasa (3/9).
Meski berat dan jadi pukulan bagi masyarakat, Djoko menilai, kenaikan BBM atau penghapusan subsidi siap atau tidak bahkan ataupun terpaksa masyarakat akan menghadapi kebijakan itu.
"Siap atau tidak pasti akan ada kebijakan subsidi dihapus atau BBM naik sesuai aturan pemerintah. Butuh waktu untuk siap, masyarakat tetapi semuanya akan berjalan biasa saja jika sudah terbiasa. Artinya, harus dihadapi pasti jadi aturan baru dan memaksa beralih ke BBM non subsidi meski harganya lebih mahal," jelas Djoko.
- Tembus 1 Juta Pendaftar QR Code Pertalite, Pertamina Gencar Sosialisasi di Jateng dan DIY
- Buruknya Tata Kelola Pemerintahan Perparah Kondisi Jalan di Daerah
- Laka Lantas Tabrak Truk dari Belakang Meningkat, Pengamat: Sopir Ngantuk, Istirahatlah!