Wali Kota Semarang Apresiasi Gerakan Mengumpulkan Koin untuk Membantu Masyarakat Kurang Mampu

Wali Kota Semarang meresmikan rumah Mbah Sarinem di Pendrikan Lor, Jumat (8/9).
Wali Kota Semarang meresmikan rumah Mbah Sarinem di Pendrikan Lor, Jumat (8/9).

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengapresiasi gerakan warga yang mengumpulkan koin untuk membantu warga yang kurang mampu di Kecamatan Semarang Tengah.


Gerakan ini sudah diluncurkan sejak dua bulan lalu di Kantor Kecamatan Semarang Tengah. Bahkan hasil dari pengumpulan uang koin tersebut mencapai Rp 35 juta.

"Ini sangat luar biasa. Di rumah itu kan koin kadang buat kerikan, tapi ternyata bermanfaat bagi masyarakat, kita tahu bahwa dua bulan saja bisa Rp 35 juta," kata Ita, sapaan akrabnya.

Dari dana yang terkumpul tersebut, lanjut Ita, digunakan untuk melakukan bedah rumah dan juga memberikan bantuan lain seperti pemberian kursi roda bagi difabel, penanganan stunting, bantuan untuk anak sekolah dan pemberian sembako bagi lansia.

Bahkan diakuinya jika menggunakan dana APBD maka tidak bisa secepat ini untuk memberikan bantuan. Pasalnya, harus ada laporan pertanggungjawaban yang dibuat untuk melaporkan pengeluaran anggaran tersebut.

"Kalau pakai APBD susah SPJnya. Ini Jumat bersedekah koin program sangat luar biasa," ungkapnya. 

Bahkan menurut Ita, program ini dinilai mampu mengentaskan kemiskinan ekstrim. Di sisi lain, ia juga mengapresiasi stakeholder terkait yang turut serta dalam menjalankan program ini antara lain PKK, banser, karang taruna, Babinsa, Babinkamtibmas, dan lainnya. 

Upaya gotong royong ini bisa menjadi contoh yang bisa diimplementasikan di wilayah lainnya. Pihaknya berencana akan mengemas program ini agar bisa diikuti kelurahan lainnya. 

Salah satu penggunaan dana ini adalah untuk merenovasi rumah salah seorang warga Pendrikan Lor Kecamatan Semarang Tengah yang tidak layak huni.

Melalui gerakan sumbangan koin ini, rumah Mbah Sarinem (90) berhasil dibedah menjadi rumah yang lebih layak untuk dihuni bahkan rumah tersebut disertai kamar mandi yang lebih bersih dan rapi.

Selama pembangunan berlangsung, Mbah Sarinem dan keluarga diminta tinggal bersama saudaranya. Namun, selama proses pembangunan biaya hidup ditanggung dari hasil sumbangan koin warga tersebut.

Sarinem mengaku senang dan sangat bbersyukur karena warga setempat sangat memperhatikan dirinya. 

"Alhamdulillah saya senang, maturnuwun (terimakasih) sudah dibuatkan rumah untuk berteduh. Sebelumnya hanya gubug," ungkap Mbah Sarinem usai rumahnya diresmikan oleh Wali Kota Semarang.

Selama ini dia tinggal bersama anak-anaknya. Ada rumah berukuran 3 x 7 meter tersebut ada empat orang yang tinggal termasuk Mbah Sarinem. Tak hanya dibenahi rumahnya, fasilitas rumah pun diberikan. 

"Tadinya ada kasur tapi jelek, ini sudsh empuk. Tadi, ibu wali juga mau kasih televisi," tuturnya.