Wingko Semarang Bakal Mulai Diterapkan Bulan November

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bakal menerapkan program Wolbachia Ing Kota Semarang (Wingko Semarang).


Program ini menekan kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia yakni menyebar nyamuk yang sudah memiliki wolbachia.

Wolbachia adalah bakteri alami 60 persen jenis serangga berasal dari Australia sudah dilakukan penelitian mampu menekan kasus DBD.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, program wolbachia di Indonesia akan diterapkan di lima kota memiliki kasus DBD tertinggi.

Maxi mengatakan, Kota Semarang dipilih untuk penerapan pilot project wolbachia ini karena menjadi salah satu kota dengan kasus DBD yang cukup tinggi di Indonesia. Dalam tahun 2022 saja kasus DBD di Kota Semarang mencapai 700 kasus.

"Semarang ini dipilih karena kasus DBD termasuk tinggi jadi Pak Menteri perintahkan untuk mengimplementasikan kepada lima kota tertinggi di Indonesia, nanti juga akan ada di Kalimantan dan NTT," katanya usai memaparkan tentang program wolbachia kepada jajaran Pemkot Semarang di Sitroom, Balaikota Semarang, Jumat (30/9).

Maxi mengakui, berdasar hasil project yang pertama kali dilakukan di Kabupaten Bantul, nyamuk dengan wolbachia ini bisa menekan turunnya kasus DBD hingga 73 persen.

Hal ini terbilang cukup signifikan. Terlebih, teknologi wolbachia ini bukan terbuat dari bahan kimia berbahaya, melainkan bahan alami yang ramah lingkungan bahkan manusia.

"Teknologi ini kan sudah diakui dunia, dan ini alami. Kalau saat ini kan kita mengandalkan fogging itu kimia dan pasti lama-kelamaan akan merusak lingkungan karena bahan kimia insektisida. Menurut saya paling tepat untuk di Indonesia dan aman untuk manusia juga," paparnya.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyampaikan, terimakasih karena Semarang bisa ditunjuk untuk melakukan pilot project program wolbachia ini.

Melalui program ini diharapkan dalam 8-12 bulan kedepan, kasus DBD di Kota Semarang bisa terjadi penurunan secara drastis.

"Kemenkes menyebutkan antara 8-12 bulan kedepan jadi tolok ukur kita bulan November tahun depan akan penurunan DBD, salah satu penyakit yang menjadi momok di Kota Semarang," ungkap Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang.