ASN Sukoharjo Resah Presensi Iris Mata Berjubel

Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Sukoharjo, resah.


Keresahan muncul saat presensi ASN dari finger berubah menjadi presensi iris mata. Saat pelaksanaan presensi terjadi antrian panjang dan berjubel.

Hal tersebut dikhawatirkan bisa menjadi tempat penularan atau klaster Covid-19

Registrasi presensi dengan pemindaian iris mata. Untuk seluruh ASN yang ada di Menara Wijaya yang jumlahnya ratusan, dengan hanya enam alat saja sangat kurang. Akibatnya antrian panjang mengabaikan physical distancing. Kami takut ada penularan Covid-19," ungkap Syaifuddin, ASN Dinas Pemuda dan Olahraga Pemkab Sukoharjo, Jumat (17/7).

Selain keresahan soal penularan Covid19, lanjut Syaifudin, ASN juga resah uang tunjangan terpotong.

Menurutnya, antrian panjang ada potensi terlambat absen pagi. Sedangkan, jika terlambat absen maka ada pemotongan uang tunjangan.

"Antrian absen cukup panjang dan menurut saya berdesakan. Sedangkan absen dengan iris mata memakan waktu lebih lama dari finger. Pasti ada ASN yang terlambat dan tunjangannya dipotong," imbuh Syaifuddin.

Diketahui Menara Wijaya gedung Setda 10 lantai tersebut terdapat 15 kantor organisasi perangkat daerah (OPD). Jumlah ASN sekira 800 orang.

Syaifuddin mewakili sejumlah ASN mengaku lebih nyaman dengan absensi manual, apalagi saat ini masa pandemi Covid-19.

Nanti kalau kondisi sudah normal bisa kembali ke teknologi lagi," imbuhnya.

Syaifuddin juga menagih janji Pemkab Sukoharjo yang sebelumnya mengatakan akan melakukan rapid tes bagi seluruh ASN Pemkab Sukoharjo. Atau menyediakan sekira 5000 alat. Namun sampai saat ini belum juga teralisasi.