Banjir Rob, Simalakama Pengusaha di Pelabuhan Tanjung Emas

Rob di Kawasan Industri Pelabuhan Tanjung Emas Semarang jadi hantu menakutkan bagi kelangsungan hidup puluhan perusahaan. Istimewa
Rob di Kawasan Industri Pelabuhan Tanjung Emas Semarang jadi hantu menakutkan bagi kelangsungan hidup puluhan perusahaan. Istimewa

Banjir rob menjadi momok yang menakutkan bagi pelaku industri di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.


Namun begitu, malapetaka yang setiap tahun makin ganas dan seolah tak ada solusi pencegahan yang optimal dari pemerintah ini justru menjadi buah simalakama bagi pengusaha.

"Kita sudah pernah melakukan riset sederhana, rob ternyata tidak mempengaruhi kelangsungan industri di sana. Walaupun, ada beberapa pabrik pindah, tetapi sebagian besar tetap bertahan," kata Pengamat Industri Universitas Diponegoro, Dr Purnawan Adi Wicaksono ST, MT, Rabu (8/5).

Menariknya, alasan tidak pindah para pengusaha itu, kata Purnawan, lantaran raupan cuan yang menggiurkan. Para pengusaha ini seolah tak terganggu, walau terpaksa harus menghentikan industri dan mengeluarkan uang lebih untuk perbaikan fasilitas sewaktu rob tinggi menerjang.

"Jadi, perusahaan di Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas skala omzet didapatkan walaupun kadang-kadang terkendala rob, tetap dapat digunakan untuk menghidupi karyawannya serta untuk melanjutkan keberlangsungan industri, malah sama sekali tidak memiliki rencana pindah," jelas Purnawan.

Kendati menjadi permasalahan klasik tiada akhir, para pelaku usaha di Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas tetap menanti hasil penanganan rob dari pemerintah di balik sikap membiarkan bertahan jika dilihat itu. 

"Tetap penanganan rob dinanti industri di sana. Sebenarnya pilihan sulit bertahan terkepung rob, tetapi tidak ada pilihan. Sulit sekali bagi mereka, keinginan pindah merelokasi industri ke lokasi lain pasti ada," sebutnya.