Bintang Laut Food Kini Beromzet Puluhan Juta se-Bulan

Rutin Ikut Pameran Dinnakerind
Istimewa/Dok.RMOLJateng
Istimewa/Dok.RMOLJateng

Paganan olahannya mencakup bandeng, ikau bakau (mangrove), frozen tahu bakso, nugget, dimsum dan kaki naga (seperti sempolan dengan tepung panir). Dari produksinya itu, si pemilik usaha ini bisa mendapat omzet sebulannya mencapai Rp25.000.000 sampai Rp30.000.000.

Pemilik usaha itu tak lain adalah, Isrofah dari Desa Tambak Bulusan, Kecamatan Karangtengah, Demak.

Produk Isrofah yang diberi merek Bintang Laut Food sudah mempunyai sertifikasi meski bentuk pengelolaannya masih sederhana. Namun, berkat pendampingan dan supervisi dari Dinas Tenaga Kerja Dan Perindustrian Kabupaten Demak dan Provinsi jawa Tengah pada tahun 2016 mengalami peningkatan yang signifikan.

Produk andalan utamanya selain bandeng, juga onde-onde dan ikan bakau dengan merk Mangbul (Mangrove Tambak Bulusan). Produk Onde-Onde Ketawa sempat dipesan dalam jumlah ratusan oleh salah satu perusahaan besar di Demak.

Saat ini, Isrofah sedang mempersiapkan produk baru yang diberi jenama Stik Mangrove. Makanan ini diproduksi secara premium dengan bahan-bahan terpilih. Seperti terigunya dipilih yang berkualitas tinggi, minyak gorengnya pun harus menggunakan minyak goreng kelapa.

“Saya diminta chef saya untuk mengikuti SOP ini. Agar produknya berkualita tinggi,” jelas Isrofah, baru-baru ini.

Isrofah tidak bekerja sendiri. Dia mempunyai empat hingga lima karyawan yang bisa bertambah disaat permintaan meningkat. Semua usahanya dilakukannya di rumah karena selain memproduksi makanan olahan, Isrofah juga membuka catering dengan makanan berbahan dasar hasil laut.

Bahkan saat ada tamu dari Kanada, Bangladesh dan Malaysia bersama Tim Fakultas Perikanan Universitas Diponegoro Semarang yang berkunjung ke Desa Tambak Bulusan, Isrofah dipercaya untuk menyiapkan makan selama tamunya berkunjung 2 hari.

“Saya menyiapkan menu untuk mereka seperti bandeng bakar, kepiting saos bawang salju , udang bumbu padang dan krispi jamur. Ternyata mereka sangat senang bahkan mengatakan ini menu terenak yang pernah dinikmati di Indonesia,” jelas Isrofah.

Isrofah memang mendapatkan pendampingan dari PT Puri Nusa Ekapersada yang berpusat di Wonokerto Demak. Selain bantuan pendampingan pengusaha wanita ini juga mendapatkan bantuan berupa alat produksi.

Untuk memperluas jejaring dalam mengembangkan usahanya Isrofah yang juga menjadi anggota WPC (Woman Preneur Community) dan mencoba untuk memasarkan produknya secara online melalui Tokopedia.

Namun, dia menemui kendala. “Karena lokasi rumah saya di pantai, yang jauh dari kota, saya kesulitan mengirimnya. Harus pergi ke kota dulu. Itu menambah (biaya-red) operasional,” katanya.

Sehingga dia lebih senang memasarkannya melalui aplikasi whatsapp pada fitur story. Nyatanya dengan aplikasi ini, “Pesanan dapat langsung dikirim dan saya bisa langsung mendapatkan hasilnya,” tambahnya.

Isrofah menggunakan e-catalog dengan nama Mbak Payau. “Bukan nama saya karena sesungguhnya merupakan kepanjangan dari Tambak dan Air Payau,” jelas Isrofah sambil tertawa. Ia sering dikira bukan orang Jawa karena menggunakan nama Mbak Payau.

“Saya asli kelahiran Tambakbulusan, Karangtengah Demak,” katanya menutup perbincangan.