Dampak Banjir Rob, Hendi : Kerugian Sektor Ekonomi Belum Bisa Disebutkan

Banjir rob beberapa hari lalu yang diakibatkan dari jebolnya tanggul di kawasan Lamicitra membawa banyak dampak serius terutama kerugian disektor ekonomi di kawasan industri Pelabuhan Tanjung Emas.


Pasalnya, ada sekitar 18 perusahaan di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas yang terendam banjir dan terpaksa tidak dapat melakukan operasional pabrik. 

Terlebih lagi, sebagian besar perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berorientasi pada kegiatan ekspor.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyampaikan hingga saat dampak kerugian di sektor ekonomi yang dialami perusahaan-perusahaan tersebut masih belum bisa disebutkan. Namun, Hendi, sapaan akrabnya meyakini jika kerugian ekonomi yang dialami sangat besar.

"Praktis ekspor yang mereka kirim terhenti. Itu kalau dihitung saya kira jumlahnya sangat besar, berapanya saya belum mendapat laporan itu," kata Hendi, Selaaa (31/5).

Selain itu ada 13 ribu pegawai perusahaan di kawasan industri yang terdampak. Pasalnya selama tiga hari rob melanda, para pegawai tidak dapat bekerja.

Selain itu, lanjut Hendi, akibat dari banjir rob tersebut juga menyebabkan tingkat kunjungan ke Kot Semarang menurun. Hal ini karena ada beberapa pihak yang membatalkan kunjungan ke Semarang akibat banjir rob.

Hebohnya masyarakat karena jebolnya tanggul di kawasan industri hingga masuk ke media sosial membuat banyak orang dari luar Kota Semarang mengasumsikan jika “Semarang Tenggelam”. 

Terlebih, banyak beredar foto dan video yang mengisahkan air laut masuk ke kawasan industri dan merendam pabrik hingga para pekerja harus pulang.

"Semua melakukan posting di media sosial. Yang terjadi (dikira) Kota Semarang terendam banjir. Ada yang menbatalkan kunjungan ke Semarang, ada yang mencoba bersimpati empati memberikan bantuan karena katanya infonya Kota Semarang terendam banjir," ungkap Hendi. 

Wali Kota Semarang tersebut kemudian memberikan penjelasan dan meluruskan apa yang terjadi di Kota Semarang tidka seperti yang heboh diketahui warga luar Semarang. Ia menuturkan jika yang terkena dampak banjir rob hanya kawasan industri Pelabuhan Tanjung Emas.

Bahkan saat ini rob tersebut sudah surut. Sedangkan perbaikan sementara untuk tanggul yang jebol juga terus dilakukan oleh Pemkot Semarang, BBWS, TNI, Polri dan staleholder lainnya.

"Ini harus dipahami supaya tidak sampai heboh. Sekarang penyelesaian persoalan darurat oleh Pelindo atau Lamicitra. Ini kami terus melakukan pendekatan. Hal-hal yang sifatnya urgen tidak harus nunggu APBD atau APBN," tuturnya.

Hendi juga mengatakan jika pihak Pelindo juga akan melakukan perkuatan tanggul sementara yang telah diperbaiki untuk mengantisipasi banjir rob. Pasalnya menurut prediksi dari BMKG, rob akan kembali datang hingga 7 Juni mendatang.

Kawasan Lamicitra yang memiliki tanggul sepanjang 500 meter dan sudah jebol di dua titik yakni sepanjang 25 meter dan 10 meter ini dilakukan perkuatan.

"Sudah dibuat penanganan sementara. Dalam waktu dekat Pelindo akan melakukan perkuatan terhadap tanggul semnetara. Setelah itu, kami berkomunikasi dengan semua pihak termasuk kementerian PUPR apakah mungkin tanggul laut atau sabuk pantai bisa sepanjang utara tanggul yang sedang dibangun," tandasnya.