Hanya sempat mengenyam pendidikan hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) lalu bekerja, tak membuat Supriyadi muda menyerah mengejar ilmu.
- Wamenaker Ternyata Mantan Driver Ojol
- Selena Gomez, Kaget Bieber Tunangan
- Pemuda Demak Sulap 500 Tumbak Lahan Jadi Kerajaan Kangkung
Baca Juga
Ia mengakui, keluarganya tidak mampu membiayainya kuliah. Namun, bukan berarti ia menyerah dengan keadaan.
"Saya lulus SMA 1988, lalu kerja di terminal Terboyo jadi tekyan dan merasakan kerasnya kehidupan jalanan," kata pria yang kini jadi ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang itu.
Bergelut mencari nafkah di terminal dan sopir angkot sempat membuat Supriyadi melupakan cita-citanya.
Semangat belajarnya kembali membara ketika memasukki dunia politik dan jadi kader PDIP.
Awal kariernya di dunia politik sebagai Ketua Anak Ranting PDI Perjuangan Kelurahan Bulu Lor, kecamatan Semarang Utara mulai 1997-2000.
Ingin mendalami pendidikan tentang politik, pada 2000, suami dari Iin Indriawati Dewi Mayasari itu mantap melanjutkan pendidikan strata 1 ilmu sosial di FISIP Universitas 17 Agustus.
Supriyadi 'memaksakan diri' di tengah keterbatasannya saat itu. Baginya tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan termasuk dalam hal pendidikan.
"Waktu itu perjuangan betul, kerja untuk membiayai kuliah dan makan sehari-hari. Karena kendala itulah, kuliah saya baru selesai 8 tahun kemudian. Saya juga sempat ingin menyerah juga," kenangnya.
Banyak hal yang menurutnya membuatnya sempat menyerah antara lain bertemu dosen yang 'saklek.
Lalu ia harus berkali-kali merevisi skripsi, bahkan sempat ganti judul dan mengulang dari awal.
Sempat patah semangat, ia bangkit kembali karena yakin pendidikan bisa turut mengubah nasib.
"Berapa tahun tuh, lulusnya umur 37 kalau tidak salah," jelasnya.
Setelah itu, ayah itu mengikuti Pemilu 2009 dan berhasil duduk di kursi dewan.
Sudah nyaman duduk jadi wakil rakyat tidak membuat semangat belajarnya padam. Apalagi sejak menjadi anggota DPRD Kota Semarang ia bersentuhan dengan pemeritahan.
Pada 2015, ketika menjabat sebagai ketua DPRD, Supriyadi mendaftar kuliah Strata 2 di Untag di bidang Administrasi Negara. Berjarak enam tahun setelah lulus S1.
"Saya sengaja pilih jurusan itu karena sesuai dengan posisi saya. Seluruh fungsi dewan baik dari budgeting, pengawasan hingga pembuat peraturan daerah sesuai dengan jurusan kuliah yang saya ambil," tuturnya.
Perjuangannya meraih gelar Magister tidak mudah. Lagi-lagi semangatnya sempat meredup ketika tesisnya tak kunjung selesai.
Ia ingat harus mengganti judul tiga kali hingga judul tesisnya diterima. Hingga akhirnya dinyatakan lulus saat usianya 47 tahun.
"Banyak dorongan dari teman-teman akhirnya selesai. Mirip waktu garap skripsi, " kata pria kelahiran 5 mei 1971 itu.
Ayah dari Azalea Anggita Zahra, Syifa Salsabila Zahra, dan Ganapatih Delta Argani itu masih punya semangat. Kali ini, ia ingin kuliah lagi meraih gelar doktor setelah gelaran Pemilu Legislatif 2019.
- Irene, Ikut Suami Pulkam
- Wamenaker Ternyata Mantan Driver Ojol
- Raih Penghargaan Tokoh Inspiratif Jateng, Rizal Bawazier Berusaha Aplikasikan Janji Masa Kampanyenya