- Aspirasi Warga Parang Karimunjawa Direspons Cepat
- Mas Wiwit Siap Bawa Jepara MULUS
- TMMD Reguler ke-124 tahun 2025 di Jepara Resmi Dimulai
Baca Juga
Bupati Witiarso Utomo, Wabup M Ibnu Hajar dan jajarannya, melakukan kunjungan ke kawasan pulau terluar di Jepara, Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa, Jumat (9/5).
Kunjungan ini tak lain bagian dari program 'Ngantor di Desa' yang dicanangkan Bupati dan Wakil demi menyerap aspirasi masyarakat secara langsung.
Menariknya, pada kesempatan ini, Mas Wiwit, sapaan Bupati Jepara bersama jajarannya, harus rela menempuh waktu hingga empat jam lamanya sebelum sampai di lokasi.
Dua jam pertama menggunakan kapal cepat dari Dermaga Jepara menuju Dermaga Karimunjawa. Lalu dua jam berikutnya mengunakan kapal nelayan dari Dermaga Karimunjawa menuju Dermaga Parang.
Tiba di Balai Desa Parang, Bupati dan jajarannya langsung "nglarisi" dan memborong berbagai produk UMKM warga empat desa di Kecamatan Karimunjawa. Yakni Desa Karimunjawa, Kemojan, Parang dan Nyamuk.
Setelah itu warga manyampaikan beragam aspirasi saat progam Bupati Ngantor di Desa Parang. Mulai dari pembangunan puskesmas pembantu (Pustu) di Desa Parang, pengadaan kapal ambulans desa, pembangunan SMA Satu Atap, alat pengolah sampah.
Lalu pembangunan gardu pandang untuk wisata, sarana penerangan jalan umum (PJU), sarana pengolahan garam rakyat, peningkatan kapasitas dan sarana untuk BUMDES, progam PTSL atau Prona hingga pembangunan Dermaga di Pulau Parang.
Warga Desa Parang Masruh mengatakan pembangunan dermaga penyeberangan di desanya mendesak. Pembangunan dermaga bagian timur itu diproyeksikan tidak hanya bermanfaat untuk nelayan tapi juga menyokong aktivitas pariwisata di Desa Parang.
Di Desa Parang ada sejumlah destinasi wisata yang potensial untuk dikembangkan. Seperti Bukit Batu Hitam, Batu Merah, Goa Sarang, Pantai Ujungrama dan Pantai Kunci dengan pasir putih dan pemandangan alam yang masih alami.
Selain itu ada empat titik destinasi wisata khusus seperti snorkeling dan diving di Perairan Parang. Salah satunya seperti titik snorkeling di Takakmalang.
"Di Parang sebenarnya ada tiga dermaga tapi semuanya tidak ada yang bisa disandari kapal penyeberangan. Kita ingin dermaga bagian timur dibangun karena yang paling potensial untuk dermaga tempat sandar kapal cepat yang biasa dinaiki wisatawan," kata Masruh.
Kepala Desa Parang Zaenal Arifin menambahkan beberapa tahun lalu, dermaga bagian timur pernah disurvei pemerintah. Saat itu, diperkirakan butuh anggaran sekitar Rp 8,5 miliar untuk membangun dermaga sepanjang 260 meter dengan lebar 6 meter.
Namun sayangnya, setelah disurvei hingga sekarang belum ada tindak lanjut terkait pembangunan dermaga bagian timur itu.
"Semoga setelah Bupati Ngantor di Desa Parang dan mendengar aspirasi kami, dermaga bagian timur bisa langsung dibangun karena memang multimanfaat," ujarnya.
Yunia Fatmasari menyampaikan pentingnya pengadaan kapal ambulans untuk warga Parang. Sebab selama ini, jika ada warga Parang yang sakit parah atau ibu melahirkan maka harus dibawa ke Karimunjawa atau bahkan Jepara.
Namun, karena waktu tempuh butuh beberapa jam dan lewat jalur laut, warga sakit keras atau ibu melahirkan itu malah belum sempat mendapat perawatan intensif. Bahkan malah sempat ada yang meninggal maupun melahirkan di tengah laut, di atas kapal.
"Kalau disetujui kapal ambulans itu dibuat di sini agar spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan," harapnya
Bupati Jepara merespon aspirasi warga, Terkait pembangunan Dermaga Pulau Parang, Mas Wiwit memastikan akan dibangun tahun 2026.
Untuk tahun ini, infrastruktur yang dibangun adalah jalan beton menuju dermaga bagian timur di Pulau Parang.
"Tahun ini jalan dibeton dulu. Tahun 2026 kita bangun dermaga. Anggarannya kita carikan, bisa dari provinsi," ujar Mas Wiwit.
Terkait pembangunan puskesmas pembantu (Pustu) di Parang, Mas Wiwit memastikan juga akan dibangun. Hanya saja, pustu itu bisa dibangun jika lahannya milik pemerintah daerah. Ia meminta Pemdes Parang dibantu kalangan ibu-ibu untuk mengawal pengadaan tanah untuk pustu tersebut.
"Bangun pustu cukup 500 meter persegi. Harga tanahnya yang terjangkau saja Rp50 ribu per meter agar bisa segera direalisasikan," ujarnya.
Setelah itu, satu persatu aspirasi warga direspon oleh Mas Wiwit dan jajarannya. Mulai dari usulan PTSL, pengolahan sampah, pembangunan sumur bor dan lainnya.
Salah seorang warga Sokib mengacungi jempol respon cepat Bupati dan jajarannya. Termasuk soal usulan pembangunan PJU di wilayahnya.
- Aspirasi Warga Parang Karimunjawa Direspons Cepat
- 1.277 Koper Calon Jamaah Haji Siap Dibawa ke Donohudan
- Kepincut Karya Siswa SMKN 2, Ketua Dekranasda Jepara: Bagus, Layak Jual!