Dinas Perdagangan Selesaikan Penempelan Nomer Lapak di Pasar Johar

Dinas Perdagangan Kota Semarang telah menyelesaikan penempelan nomer lapak di Johar Utara dan Johar Tengah. Nantinya lapak-lapak yang telah ditempeli nomer ini yang akan ditempati oleh pedagang Johar yang sebelumnya berada di Relokasi MAJT pada 23 September mendatang.


Ukuran lapak yang berada di Pasar Johar Cagar Budaya cukup bervariasi yakni, 1 meter hingga 1,5 meter, sedangkan untuk kios ukurannya sekitar 2 meter.

“Penempelan nomor lapak sudah dilakukan petugas dari Disdag dua hari terakhir dan sudah rampung dilakukan dan rampung Selasa (14/9) kemarin,” kata Agus Hariyanto salah satu petugas keamanan di Pasar Johar, Kamis (16/9).

Agus menyampaikan masih ada beberapa petugas Dinas Perdagangan yang melakukan pengecekan ulang meski semua nomer lapak sudah terpasang. Hal ini dilakukan agar tidak ada kesalahan saat sebelum pedagang masuk ke lapak nantinya. Karena memang ditemui beberapa nomer lapak yang salah posisi sehingga harus dilakukan revisi.

“Rabu (15/9) kemarin ada petugas yang datang untuk mengecek ulang. Siang tadi juga ada petugas yang datang lagi sepertinya untuk memastikan jika nomor lapak sudah benar,” jelasnya.

Sedangkan untuk jumlah lapak yang telah ditempeli nomer, ada sekitar 1.232 lapak dari total 1.500 lapak yang bisa menampung pedagang di Johar Tengah dan Utara. Rinciannya yakni 377 lapak yang sudah dilabeli nomor di lantai satu Johar Tengah, dan 235 nomor di lantai dua serta 114 kios di lantai satu dan letaknya ada di bagian pinggir. 

Sementara itu untuk di Johar Utara sudah ada 361 nomor telah ditempel di lantai satu untuk lapak, 94 lapak di lantai dua, 51 kios yang ada di lantai satu. Selain di Johar Cagar Budaya, pemasangan lapak juga sudah dilakukan Disdag di Pasar Kanjengan.

“Sejauh ini kami belum tahu untuk pembagian parkir jika pedagang mulai berjualan, mungkin  baru akan diatur dinas setelah pemindahan dilakukan,”pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang, Joko Susilo mengatakan jika semuanya yang telah diatur oleh Pemkot Semarang bisa berjalan dengan lancar termasuk rencana pembuatan pasar induk di Pasar Rejomulyo nantinya.

"Ini rencana kedepan, karena grosirnya nggak ada lagi di Johar. Harapannya kalau Rejomulyo dimasuki bisa ramai lagi dan perekonomian rakyat bisa terjadi," kata Joko.

Joko mengambil contoh beberapa Pasar yang kurang maksimal penanganannya seperti Pasar Bulu, Dargo, dan Rejomulyo, nantinya bisa dihidupkan kembali. Pihaknya meminta agar Dinas memberi tindakan bagi para pedagang yang telah meninggalkan kiosnya selama tiga bulan berturut-turut agar bisa diserahkan lagi ke Dinas agar nantinya bisa dialihkan untuk pedagang lain.

"Pasar Bulu ini sepi, karena pedagang yang tadinya jualan dan nggak jualan lagi tidak dikembalikan kiosnya. Harusnya dikembalikan biar diganti, saran saya jadi pusat oleh-oleh agar ramai lagi," pungkasnya.