Dishub Kota Semarang : Rekayasa Lalu Lintas Kunci Keberhasilan Urai Kemacetan di Dalam Kota

Rekayasa lalu lintas menjadi kunci keberhasilan mengendalikan keramaian arus mudik yang masuk ke Kota Semarang. Padahal jumlah pemudik pada tahun ini meningkat dua kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya.


Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang, Endro P. Martanto mengatakan, kenaikan pemudik yang masuk Kota Semarang pada Lebaran tahun ini memang luar biasa. 

Bahkan ia menyebut kenaikan jumlah pemudik yang masuk Jawa Tengah terbilang lebih banyak dari yang telah diprediksi oleh Kementerian Perhubungan.

“Tahun ini kenaikannya dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Sementara persiapan aparat dalam melayani pemudik cukup baik, sehingga kejadian menonjol di Kota Semarang relatif nihil," kata Endro, Kamis (27/4). 

Endro mengatakan dalam catatan Dishub Kota Semarang, sudah ada 80.000 kendaraan yang keluar tol Kalikangkung pada puncak arus balik yakni Selasa (25/4) malam.

"Kalau hari ini prediksi kami tinggal sedikit saja dan kemungkinan nanti siang atau sore kembali normal," jelasnya. 

Ia menerangkan kunci keberhasilan mengendalikan pemudik adalah dengan ditutupnya akses keluar tol menuju pusat kota yang kemudian diarahkan langsung ke arah barat atau arah luar kota.

"Namun dengan rekayasa lalu-lintas tol yang tidak boleh mengarah masuk ke dalam kota yang membuat situasi kepadatan di dalam kota masih terkendali," paparnya. 

Sementara untuk keramaian yang ada di dalam kota sendiri yakni kepadatan yang terjadi di area pusat oleh-oleh dan tempat wisata yang banyak di tuju oleh para pemudik. 

Misalnya di sekitar Jalan Pandanaran, jika tahun-tahun sebelumnya diberlakukan kontra flow, tahun ini tidak. 

"Itu artinya tahun ini kepadatan pemudik lebih terkendali," ungkapnya. 

Selain lalu lintas, Endro juga mengatakan larangan mremo (menaikan harga dengan tidak wajar) juga menjadi daya tarik pemudik untuk transit atau berlibur di Semarang. 

Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya keluhan pembeli terkait harga dan tidak ada kuliner atau oleh-oleh yang harganya naik dengan tidak wajar. 

"Untuk kenaikan harga kuliner atau oleh-oleh, kami belum mendapat keluhan. Kami juga mengecek di beberapa tempat, termasuk rest area, memang belum kami dapatkan pedagang yang menaikkan harga dengan tidak wajar," pungkasnya.