PT Sritex, Sukoharjo telah resmi mengumumkan penutupan operasionalnya sejak 1 Maret 2025, karena status pailit. Puluhan ribu karyawan terkena imbas dan harus menerima keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Namun demikian tidak sedikit pihak yang menawarkan solusi atas kejadian ini, termasuk pemerintah kabupaten Wonogiri.
Wiyanto, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Wonogiri, mengatakan bahwa berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Tenaga kerja (Dispernaker) Sukoharjo, karyawan PT Sritex yang berasal dari Wonogiri dan ikut terdampak PHK berjumlah 594 orang. Rentang usia karyawa tersebut antara 20 hingga 60 tahun. “Namun yang paling banyak adalah usia 30an, jadi masih usia produktif,” jelas Wiyanto, Senin (03/03).
Menanggapi kejadian ini, Wiyanto menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah perusahaan garmen yang ada di wilayah Wonogiri untuk dapat memberikan tempat bagi eks karyawan PT Sritex asal Wonogiri.
Setidaknya ada tiga perusahaan garmen, yakni Top & Top, Liebra dan TMNC yang menyatakan masih membutuhkan karyawan.
“Rencananya kami akan membuka Posko untuk mengakomodir yang dari PT Sritex ini,” ujar Wiyatno.
Secara terpisah, Setyo Sukarno, Bupati Wonogiri mengharapkan agar karyawan yang terdampak PHK PT Sritex bisa tertampung di perusahaan yang ada di Wonogiri.
“Warga Wonogiri yang terkena PHK PT Seitx dapat mencari pekerjaan di dekat rumah. Sehingga meski dengan upah minimum yang lebih kecil dari Sukoharjo, namun dapat dilakukan penguatan ekonomi karena lokasi bekerja dekat dengan rumah,” paparnya.
- Program Jemput Bola Terintegrasi, Permudah Adminduk
- Pabrik Semen Bikin Pecah Wonogiri
- Teka-Teki Menghilangnya Dwi Terjawab, Dibunuh dan Dicor di Halaman Rumah Pacar