Donald Trump tampak mencoba mencari sisi positif setelah ia diblokir
dari platform media sosial kesayangannya, Twitter, yang telah ia gunakan
selama 11 tahun.
- Pemerintah Harus Ikut Perkuat Sarana dan Prasarana SMK Swasta
- Iftar Ramenesia: Rasa Mediterania, Asia, dan Indonesia Ala Nava Hotel Tawangmangu
- Fastlab Pilihan Tepat Bagi Masyarakat
Baca Juga
Donald Trump tampak mencoba mencari sisi positif setelah ia diblokir dari platform media sosial kesayangannya, Twitter, yang telah ia gunakan selama 11 tahun.
Dilansir dari Kantor Berita RMOL, dalam sebuah wawancara dengan Newsmax, mantan presiden Amerika Serikat (AS) itu mengaku tidak menyesalkan langkah Twitter yang memblokirnya.
Setelah insiden kerusuhan di Capitol Hill pada 6 Januari, Twitter menjadi salah satu platform media sosial pertama yang menangguhkan akun Trump secara permanen. Langkah serupa dilakukan oleh Facebook, YouTube, hingga Snapchat.
Akibatnya, Trump lebih rajin mengeluarkan siaran pers, walaupun sudah tidak lagi berada di Gedung Putih. Namun siaran pers membantu mengekspresikan pemikirannya ke dalam tulisan yang lebih panjang daripada sekadar cuitan.
"Terus terang, itu lebih elegan daripada mencuit. Saya pikir saya menjadi lebih baik dan lebih banyak liputan dengan itu daripada yang saya lakukan dengan tweet," ujar Trump, seperti dikutip The Telegraph, Selasa (23/3).
Trump mengatakan, ia juga lebih punya banyak waktu luang setelah tidak lagi menggunakan Twitter, di mana ia memiliki hampir 90 juta pengikut. Bahkan ia lebih terhindar dari masalah.
"Menge-tweet membuat Anda mendapat masalah karena Anda me-retweet orang dan Anda mengetahui bahwa retweet itu tidak begitu bagus," tambahnya.
Meski begitu, pada Minggu (21/3), manajer kampanye Trump, Jason Miller mengungkap, saat ini sang mantan presiden tengah menyiapkan platform media sosial sendiri sebagai alternatif dari Twitter.
**
- Perda Perlindungan Anak, Sukirman: Jaga Generasi Penerus
- Hingga September 2024, Imigrasi Cekal 7.614 WNA
- Fastlab Pilihan Tepat Bagi Masyarakat