Dugaan Pembajakan PPDB Online, 9 Nama Siswa di Batang Mendadak Hilang

Dugaan kecurangan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online muncul di Kabupaten Batang. Nama sembilan pendaftar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Batang jalur zonasi menghilang dari jurnal di detik-detik akhir.


Hal itu dibenarkan Waka Kesiswaan SMAN 1 Batang, Pralambang saat ditemui di kantornya. Pihaknya menerima delapan aduan resmi dan satu belum mengadu.

"Ini ada urutan 2 bisa terpental. Padahal jarak rumahnya hanya 117 meter, dinding rumah bahkan berdempetan dengan bangunan sekolah," katanya, Rabu (6/7).

Ia menjelaskan, hilangnya sembilan nama itu baru diketahui dari laporan para orangtua. Pihak wali murid menelpon pihak sekolah pukul 16.00, beberapa saat penutupan PPDB Online, pada Jumat (1/7).

Padahal jelang penutupan PPDB Online, ruangan pendaftaran tidak ada orang. Pihaknya langsung mengecek dan menemukan ada sembilan nama menghilang.

Pralambang menyebut posisi sembilan nama yang hilang itu sebelumnya dalam kategori aman. Namanya masih ada hingga 15.55 atau lima menit sebelum penutupan.

"Nama-nama yang hilang, posisi dalam jurnal random atau acak. Dan digantikan dengan pendaftar yang zonasinya lebih jauh. Lebih dari satu kilometer, bahkan dua kilometer," ucapnya.

Pihaknya langsung meneruskan laporan walimurid menjadi Berita Acara Aduan. Hal itu sebagai dasar laporan langsung ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah.

Saat ini, pihaknya masih menyimpan berkas sembilan pendaftar yang hilang itu. Ia masih menunggu keputusan dari Disdikbud Jateng terkait nasib sembilan calon siswa itu.

"Sementara kami tampung dulu, sambil menunggu keputusan. Untuk kuota zonasi kami mencapai 168 siswa," jelasnya.

Amarlina Cindani adalah salah satu walimurid yang anaknya menjadi korban kejadian itu. Bahkan, hingga satu menit sebelum penutupan, nama anaknya masih ada.

"Pada awal pukul 14.30, posisi anak saya di urutan 131. Lalu pada pukul 15.59, posisi anak saya di jurnal nomor 141. Tapi saat penutupan hilang," katanya.

Ia pun langsung mendatangi SMAN 1 Batang pada sore itu juga. Di sekolah, ia bertemu dengan walimurid yang bernasib serupa.

Sesampainya di sana, ternyata pihak sekolah juga tahu ada yang mengubah data siswa. Hasil penelusurannya,  pilihan sembilan siswa itu diubah di detik-detik akhir penutupan PPDB online.

Data pilihan anaknya  dialihkan ke SMAN 2 Batang yang jelas tidak akan masuk jurnal. Proses pengubahan itu berurutan mulai pukul 14.27 hingga 16.00 secara berurutan.

"Kami juga melacak oknum yang mengubah data itu di IP Adress yang sama," ucap Cindani.

Pihaknya menduga ada cyber crime dengan sabotase sistem online. Pihaknya pun sempat membuat aduan ke Polres Batang.

"Namun, kita butuh gerak cepat. Kami ke pengurusnya (Disdikbud Jateng) dulu,  apakah bisa diselesaikan atau dirubah sistemnya (sehingga diterima kembali)," jelasnya.