Guru Olahraga SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Solo, Sumbang Perunggu untuk Jateng

Berlaga di PON XXI Aceh Sumut Cabang Olahraga Pencak Silat Kategori Beregu Putra
Ardan Syaifudin, guru olahraga peraih medali perak di cabor Silat. Dian Tanti/RMOLJateng
Ardan Syaifudin, guru olahraga peraih medali perak di cabor Silat. Dian Tanti/RMOLJateng

Guru SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Solo, Ardan Syaifudin, sabet medali perunggu dalam cabang olahraga pencak silat kategori seni beregu putra PON XXI.


Ardan Syaifudin bersama dua rekannya, Muhammad Abdul Rozzak dan Wahyu Nian Firmansyah mewakili kontingen Jawa Tengah. Mereka memeragakan seni pencak silat dengan gerak-gerak yang dibakukan oleh IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Gerak seni yang diperagakan harus rampak dan rapi. 

Penilaian diperoleh kebenaran gerak, keluwesan gerak dan power. Selain itu, waktu tampil harus tiga menit.

Ardan Syaifudin mengaku senang dan bersyukur atas prestasi yang diperoleh dalam kejuaraan Pekan Olahraga Nasional XXI di Aceh Sumut. 

Menurutnya pertandingan PON begitu luar biasa karena bertanding melawan atlet Pelatnas dan ASEAN Games. 

Berbeda dengan kejuaraan sebelumnya yang ia alami, faktor mental pasti terasa sekali dan menentukan juara. 

“Mental pasti dan down juga pasti. Maka saya perlu mengatur mental sebelum bertanding. Saya percaya dan yakin dalam hati pasti juara," jelasnya Senin (16/9). 

Rasa percaya dirinya tumbuh berkat dukungan dari orang tua dan orang di sekitar  termasuk guru-guru di SMP Muhammadiyah PK. Sehingga dirinya harus tampil maksimal dan terbaik untuk Jawa Tengah, keluarga, teman-teman guru, dan diri sendiri.

Guru olahraga SMP Muhammadiyah PK tersebut mengaku bersyukur bisa mendapat juara di PON. Karena PON adalah impian maka setiap PON selalu mengikuti dan berusaha mendapatkan juara. 

"Terima kasih atas support dan dukungan dari teman-teman, orang tua, teman guru, teman kuliah, dan semua sehingga bisa mendapatkan hasil terbaik di PON kali ini," imbuhnya. 

Persiapan yang dilakukan cukup panjang dari bertanding di Pra PORPROV, PORPROV, Pra PON, dan PON. Jam terbang sangat memengaruhi semua pertandingan,

"Lelah bertanding dan waktu banyak dikorbankan. Apalagi saya harus mengorbankan kesempatan mengajar di sekolah. Pengorbanan tersebut terobati saat mendapatkan juara. Ini yang saya cita-citakan mendapatkan juara di PON," tandasnya.