Harga Telur di Batang Lebih Tinggi Dibanding Kendal, Padahal Daerah Produsen

Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki saat membuka rapat TPID. RMOL Jateng
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki saat membuka rapat TPID. RMOL Jateng

Harga telur di Kabupaten Batang diketahui lebih tinggi daripada Kabupaten Kendal dan Pekalongan. Fakta itu membuat Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki merasa miris.


"Kita ini produsen telur, jangan sampai harga telur di Batang lebih tinggi dari daerah lain seperti Pekalongan dan Kendal, ini ironis sekali. Maka untuk antisipasinya harus ada komunikasi yang intens dan baik," katanya, Kamis (26/10).

Ia mengatakan, hal itu dalam rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di ruang Aula Kantor Bupati. Kontradiksi itu sering kali muncul di beberapa waktu.

Lani meminta timnya mencari solusi masalah itu dan terus melakukan komunikasi dengan pihak terkait. Sehingga, sebagai daerah produsen, harga telur di Kabupaten Batang bisa terjangkau.

Di sisi lain, Pj Bupati menyebut angka inflasi Kabupaten Batang mengikuti Kota Tegal yaitu 3,006 persen. Angka itu lebih tinggi dari Jawa Tengah sebesar 2,48 persen serta nasional sebesar 2,28 persen. 

"Berdasarkan hasil pantaun dari anggota TPID yang langsung turun ke sejumlah pasar - pasar tradisional di Batang, harga-harga bahan makanan pokok masih cukup stabil," ucapnya.

Saya ini rata-rata harga beras premium rata-rata Rp13 ribu. Lebih rendah dari bulan sebelumnya di angka Rp14.500.

"Harga gula, telur dan sebagainya juga sudah normal. Saya berharap angka nilai inflasi di Kabupaten Batang di bawah kota Tegal. Jika harga bahan pokok lebih rendah dari Kota Tegal, seharusnya nilai inflasi lebih rendah juga," jelasnya.

Sebaliknya, jika lebih tinggi maka harus ada upaya stabilisasi harga. Selain menurunkan harga, melakukan stok bahan makanan dan pendistribusian bahan makanan.