Berubahnya hari jadi Banjarnegara dari 22 Agustus 1831 menjadi 26 Februari 1571, berimplikasi terhadap berubahnya logo daerah. Panitia Khusus (Pansus) DPRD Banjarnegara menyelenggarakan sidang ketiga secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan, Senin (20/9).
Ketua Pansus Agus Junaidi mengungkapkan, perubahan logo kabupaten menjadi otomatis dilakukan untuk menyesuaikan hari jadi Banjarnegara yang baru. “Perubahan ini selain berbasis sejarah yang tadinya lebih Nerderland Sentris, kini menjadi Indonesia Sentris juga harapannya menjadi semangat baru untuk menjadi lebih baik,” kata Agus.
Sementara itu Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Komisariat Banjarnegara, Heni Purwono menganggap perubahan ini kesempatan untuk menjadikan logo kabupaten sebagai alat penguat identitas Banjarnegara. “Kami mengusulkan agar logo benar-benar baru, memiliki nuansa historis sekaligus menguatkan identitas Banjarnegara. Maka kami usulkan unsur Dawet Ayu masuk di dalamnya, karena sudah menjadi ikon dan berdiaspora ke seluruh nusantara” jelas Heni.
Kepala Bidang SMP Dindikpora Banjarnegara Bambang Budi menyatakan setuju logo diubah dan siap mensosialisasikannya kepada masyarakat, utamanya peserta didik. “Dawet ayu sudah menjadi muatan lokal pembelajaran, dan efeknya sangat besar, semua anak sekarang tahu tentang dawet ayu mulai dari sejarah, filosofi hingga cara membuatnya. Kalau ditambah dengan logo baru ini, nantinya bisa saja masuk dalam muatan lokal, untuk memperdalam pengetahuan sejarah siswa Banjarnegara tentang daerahnya,” kata Bambang.