- Pemerintah Perlu Waspadai Kebijakan Tarif Impor Trump
- Apakah Ormas Berhak Menjadi Negara Di Dalam Negara?
- Membawa Agama Yang Ekologis Dan Penuh Kasih
Baca Juga
Uzbekistan adalah sebuah negara yang terletak di wilayah Asia Tengah dan berdekatan dengan Kazakhtan, Kirgizstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Afganistan. Wilayah Uzbekistan telah dihuni sejak milenium ke 2 SM. Selama berabad-abad wilayah Uzbekistan diperintah oleh Kekaisaran Iran, seperti Kekaisaran Parthia dan Sassanian. Selain itu, Uzbekistan juga pernah menjadi wilayah kekuasaan kerajaan-kerajaan besar, seperti Kekaisaran Romawi Timur, Alexander Agung, Kekaisaran Persia, Kekaisaran Mongol, Kekaisaran Timurid, hingga Kekhalifahan Islam.
Pada abad ke-14, Timur Lenk, mantan Amir Kekaisaran Timuriyah, mengalahkan bangsa Mongol dan membangun sebuah imperium yang berpusat di Samarkand. Dalam sejarah Uzbekistan, Timr Lenk tercatat sebagai salah satu pahlawan terbesar Uzbekistan yang memainkan peranan penting dalam identitas dan sejarah nasionalnya.
Uzbekistan memiliki banyak kesamaan sejarah dengan Indonesia. Sejarah Indonesia meliputi rentang waktu yang sangat Panjang dimulai sejak jaman prasejarah.
Periode sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima era, dari era prakolonial (era kerajaan), sejak munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.
Kemudian era kolonial, yang ditandai dengan masuknya orang-orang Eropa, terutama Belanda, Portugal, dan Spanyol, yang menyasar rempah-rempah, yang berujung pada penjajahan Belanda hingga 350 tahun dari abad ke-17 hingga abad ke-20.
Kemudian era kemerdekaan awal, yakni pasca proklamasi kemerdekaan 1945 sampai jatuhnya Soekarno pada 1966. Dilanjutkan era Orde Baru, yang diwarnai dengan fasisme militer hingga memicu gerakan reformasi 1997/98. Dan saat ini Indonesia berada pada era reformasi sejak 1997/98.
Dalam perjalanan sejarah Indonesia, tiap era senantiasa melahirkan tokohnya sendiri. Pada era prakolonial kita mengenal misalnya Raja Purnawarman, Raja Balaputradewa, Hayam Wuruk, Gajah Mada, Tribuwana Tunggadewi, Sultan Ali Mughayat Syah, Raden Patah, Jayabaya, dan sebagainya.
Kemudian pada era kolonial kita mengenal misalnya Nyi Ageng Serang, Christina Martha Tiahahu, Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Pangeran Diponegoro, dsb. Pada era kemerdekaan muncul tokoh-tokoh legendaris seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Sayuti Melik, Soekarni, Sutan Sjahrir, dan sebagainya.
Kemudian pada era Orde Baru muncul tokoh-tokoh seperti Soeharto, Bacharudin Jusuf Habibie, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Soemitro Djojohadikoesoemo, dsb. Selanjutnya pada era reformasi muncul tokoh-tokoh seperti Amien Rais, BJ. Habibie, Gus Dur, Megawati, dsb. Masing-masing tokoh pada eranya memainkan peranan penting dalam identitas dan sejarah nasional Indonesia.
Revolusi Bolshevik di Rusia
Setelah jatuhnya imperium Timur Lenk, kaum nomaden Uzbek merebut wilayah ini. Pada abad ke-16 Uzbekistan termasuk sebagai bagian Khanat Bukhara hingga pada abad ke-19 Kekaisaran Rusia berekspansi dan menyebar ke Asia Tengah. Puncaknya pada tahun 1917, pasca Revolusi Bolshevik, Uzbekistan juga masuk dalam Uni Soviet.
Revolusi Bolshevik (Revolusi Oktober) adalah revolusi yang dilakukan oleh pihak komunis dari Partai Bolshevik di Rusia di bawah pimpinan Vladimir Lenin. Ini adalah revolusi perubahan pemerintahan kedua di Rusia pada tahun 1917. Setelah merebut kekuasaan di Petrograd, ibu kota Rusia kala itu, mereka menggulingkan pemerintahan nasional di bawah pimpinan Alexander Kerensky.
Revolusi Oktober adalah buntut dari Revolusi Februari yang telah menggulingkan pemerintahan otokrasi Tsar, yang kemudian menghasilkan pemerintahan sementara. Pemerintahan sementara telah berhasil mengambil alih kekuasaan setelah Tsar lengser. Selama waktu ini pekerja perkotaan mulai mengorganisir ke dalam dewan (soviet) di mana kaum revolusioner mengkritik pemerintahan sementara dan tindakannya. Pemerintahan sementara sangat tidak popular karena keputusannya terus terlibat dalam Perang Dunia I serta menjalankan pemerintahan secara otoriter dengan menangkapi dan membunuh ratusan pengunjuk rasa sepanjang musim panas kala itu.
Dengan revolusi Oktober ini abad 20 memasuki era pertama komunisme, termasuk di Uzbekistan. Adalah Islam Abduganiyevich Karimov yang pada 24 Maret 1990 menjabat sebagai Presiden Republik Sosialis Soviet Uzbek, sekaligus sebagai Sekretaris Pertama Partai Komunis Uzbekistan, mendeklarasikan Uzbekistan sebagai negara merdeka pada 31 Agustus 1991 dan memenangkan pemilihan presiden pertama pada 29 Desember 1991 dengan perolehan suara 86% yang kemudian menjadikannya sebagai presiden pertama yang menjabat sejak 1991 hingga wafatnya pada 2 September 2016. Posisi Islam Karimov kemudian digantikan oleh Shavkat Miromonovich Mirziyoyev, yang sebelumnya sebagai Perdana Menteri.
Uzbekistan adalah negara dengan luas wilayah 448.978 km2 yang terkurung daratan kering, selain Liechtenstein. Kedua negara ini lokasinya berada dalam serangkaian cekungan endorheic, tidak ada sungai yang mengarah ke laut. Kurang dari 10% wilayahnya berupa ladang irigasi di lembah-lembah sungai dan oasis. Sisanya adalah padang pasir yang luas dan pegunungan dengan iklim kontinental, dengan sedikit curah hujan. Uzbekistan juga memiliki suhu yang sangat ekstrim di mana pada saat musim panas suhu bisa mencapai di atas 40 derajat, sebaliknya saat musim dingin bisa berada pada kisaran -23 derajat.
Wilayah Uzbekistan terbagi dalam 12 provinsi yang disebut viloyati (selain satu republik otonom dan satu kota independen) yang terbagi dalam 175 distrik yang disebut tumaniar. Ibu kota Uzbekistan, Tashkent, merupakan pusat oasis di tepi Sungai Chirchik, anak Sungai Syrdarya, yang merupakan daerah penghasil kapas dan buah yang sangat subur. Dalam bahasa Uzbek, Tashkent berarti Kota Batu. Dalam sejarah panjang rentang lebih dari 2.000 tahun, Tashkent dahulu berfungsi sebagai pusat transportasi utama di Jalur Sutra kuno yang menghubungkan Timur dengan Barat.
Ibu kota ini terletak di wilayah barat laut Uzbekistan antara Pegunungan Tien Shan dan Sungai Syrdarya, dengan pusat wilayahnya berada di Bandar Nurafshan. Dengan luas wilayah 334,8 km2 menjadikan Tashkent sebagai kota terbesar di Asia Tengah. Selain itu, sebagai pusat budaya Uzbek, Tashkent memiliki beberapa perpustakaan besar dan merupakan tempat kedudukan Akademi Ilmu Pengetahuan Uzbek dan banyak institusi pendidikan tinggi.
Tashkent adalah kota yang sangat menarik dan bersemangat. Akar budaya Uzbek yang kaya terpancar melalui arsitektur kota, museum, dan stasiun metro. Selain Tashkent, provinsi (viloyati) lainnya juga memiliki sensasi tersendiri. Bukhara (Buxora) Viloyati misalnya, memiliki sensasi berupa peninggalan sejarah Islam. Bukhara terletak di sebelah tengah Uzbekistan. Kota ini mengalami masa kejayaannya pada abad ke-9 M sampai abad ke-13 M sebagai pusat peradaban Islam dan perdagangan di Asia Tengah, di samping Samarkand. Pada tahun 1220 M tentara Mongol di bawah pimpinan Jenghis Khan menaklukan Bukhara dan membakar kota tersebut sehingga Bukhara tidak pernah bangkit lagi sebagai pusat peradaban dan perdagangan. Namun berdasarkan sejarah besarnya itu, Bukhara masuk dalam situs warisan dunia dari UNESCO.
Selain Tashkent (Toshkent) dan Bukhara (Buxora), viloyati lainnya adalah Samarkand, Andijan, Fergana, Jizzakh, Kashkadarya, Khorezm, Namangan, Navoly, Surkhandarya, Syrdarya, selain satu republik otonom (Karakalpakstan Respublika) serta satu kota independen (shahar atau shahri) yang juga dilekatkan pada Tashkent sebagai ibu kota negara.
Samarkand atau Samarqand adalah sebuah kota tua yang didirikan hampir 3 ribu tahun di tenggara Uzbekistan yang merupakan salah satu pusat sejarah bangsa Tajik. Samarkand merupakan kota terbesar ketiga di Uzbekistan yang di masa lalu merupakan kota penting dari kerajaan besar Iran Raya. Adalah Alexander Agung yang menaklukan kota ini pada tahun 329 SM.
Pada periode awal Islam dari abad ke-7 kota ini berkembang pesat sampai pada akhirnya dihancurkan oleh Jenghis Khan pada tahun 1220. Kemudian pada abad ke-14 Timur Leng menjadikan Samarkand sebagai ibu kota kerajaan yang besar di Uzbekistan. Pada tahun 1868 Samarkand menjadi bagian dari kekaisaran Rusia dan menjadikan kota ini sejak tahun 1925-1930 sebagai ibu kota Republik Sosialis Uzbekistan.
Reformasi 1997/98 di Indonesia
Krisis finansial Asia tahun 1997 menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan besarnya ketidakpuasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan Soeharto serta memicu terjadinya gelombang demonstrasi besar-besaran yang dimotori oleh gerakan mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah terjadi peristiwa Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang menyebabkan empat mahasiswa tewas tertembak. Peristiwa ini kemudian memicu terjadinya Kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya. Gerakan mahasiswa pun meluas hampir di seluruh Indonesia. Di bawah tekanan besar dari dalam dan luar negeri, Soeharto akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri (lengser) dari jabatannya pada 21 Mei 1998 dan menyerahkan kekuasaannya pada wakil presiden saat itu, BJ. Habibie. Sejak saat itulah era reformasi dimulai ditandai dengan perubahan lingkungan sosial politik yang lebih terbuka.
Isu-isu yang berkembang pada periode ini di antaranya dorongan untuk menerapkan demokrasi dan pemerintahan sipil yang lebih kuat, elemen militer yang mencoba untuk mempertahankan pengaruhnya, Islamisme yang tumbuh dalam politik dan masyarakat umum, serta tuntutan otonomi daerah yang lebih besar. Secara bersamaan, proses reformasi menghasilkan tingkat kebebasan berbicara (menyatakan pendapat) yang lebih tinggi. Akibatnya, debat politik menjadi lebih terbuka di media massa, dan ekspresi seni makin meningkat.
Pada Februari 1999 pemerintahan Habibie mengesahkan Undang-Undang Partai Politik sekaligus mencabut pembatasan jumlah partai politik. Parpol juga tidak diwajibkan berideologi Pancasila. Hal ini mengakibatkan parpol bermunculan jelang Pemilu 1999.
Selanjutnya pada Mei 1999 pemerintahan Habibie mengesahkan Undang-Undang Otonomi Daerah yang merupakan langkah pertama dalam desentralisasi pemerintahan Indonesia dan memungkinkan provinsi-provinsi untuk lebih berperan dalam mengatur daerahnya.
Beberapa alasan Indonesia membutuhkan penerapan otonomi daerah adalah, pertama, kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama di bidang ekonomi terpusat di ibu kota negara, sementara pembangunan di beberapa wilayah lain cenderung menjadi obyek perahan pemerintah pusat; kedua, pembagian kekayaan negara kurang merata, di mana daerah dengan sumber daya alam melimpah tidak memperoleh dana sesuai kebutuhan daerah dari pemerintah pusat; ketiga, kesenjangan sosial yang sangat mencolok antara satu daerah dengan daerah lain.
Karena pemerintah memiliki fungsi distributif, regulatif, dan ekstraktif dalam rangka memobilisasi sumber daya guna membiayai aktivitas penyelenggaraan negara, maka tidak mungkin fungsi tersebut dijalankan secara sentralistis karena akan mengakibatkan pemerintahan yang tidak efisien dan tidak efektif dalam mencapai tujuan kesejahteraan masyarakatnya.
Otonomi daerah pada dasarnya merupakan transfer prinsip-prinsip demokrasi dalam pengelolaan pemerintahan maupun budaya politik. Melalui prinsip demokrasi, penyelenggaraan pemerintahan di daerah akan lebih akuntabel dan profesional karena melibatkan peran serta masyarakat secara luas baik dalam menentukan pemimpin melalui pemilihan kepala daerah maupun pelaksanaan program pemerintah di daerah.
Namun, sejauh mana otonomi daerah saat ini berkembang, dan sejauh mana pelaksanaan program pemerintah di daerah benar-benar dapat terlaksana secara baik, transparan dan akuntabel, nampaknya masih patut dipertanyakan.
Kabupaten Tegal barangkali bisa menjadi salah satu contoh tentang bagaimana sesungguhnya tidak semua daerah cukup memiliki kemampuan untuk memanfaatkan peluang kebijakan itu karena birokrasinya belum mampu menyesuaikan dengan perkembangan tersebut.
Oleh karena itulah reformasi birokrasi diperlukan sebagai upaya untuk melakukan perubahan mendasar pada sistem penyelenggaraan pemerintahan. Reformasi birokrasi perlu dilakukan dengan menata ulang proses birokrasi agar bisa lebih supel dan cekatan.
Dengan perubahan mendasar itu, diharapkan daerah mampu mengatasi berbagai persoalan pelik yang dihadapinya, seperti tingkat pengangguran dan kemiskinan yang relatif tinggi serta rendahnya pendapatan asli daerah dan terbatasnya anggaran pendapatan belanja daerah.
Dalam setahun terakhir ini Kabupaten Tegal dipimpin oleh seorang Penjabat Bupati yang diharapkan mampu mendongkrak kinerja birokrasinya melalui 10 indiator prioritas dan 111 indikator pendukung yang ditetapkan Kementerian Dalam Negeri serta didukung dengan 9 program unggulan Pj Bupati. Akan tetapi nampaknya Kabupaten Tegal masih perlu mereformasi birokrasinya, terutama di beberapa aspek seperti, namun tidak terbatas pada, manajemen perubahan, deregulasi kebijakan, penataan dan penguatan organisasi, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen sumber daya manusia aparatur, penguatan akuntabilitas, penguatan pengawasan, serta perbaikan dan peningkatan pelayanan publik.
Dengan mereformasi birokrasinya, Kabupaten Tegal diharapkan dapat lebih cepat berlari untuk mensejajarkan diri dengan daerah-daerah lain guna menyongsong Tahun Emas Indonesia pada 2045 sekaligus menjadi bagian dalam upaya Indonesia menjadi salah satu pusat peradaban dunia karena kekayaan budaya, peninggalan sejarah, dan tata nilai serta kearifan lokal di masing-masing daerah.
Hari Prihatono, Peneliti Senior PARA Syndicate, Jakarta. Direktur Eksekutif PROPATRIA Institute 1999-2014
- NGOPI Berhasil Kuak Rahasia Kecantikan Bersama Dr. Ratih Nuryanti
- Tim Dinparta Dan Satpol PP Serbu Pujasera Demak
- Pedagang Rod As Kadilangu Serbu Jepara Dan Berkolaborasi Emas Dengan Dinparta Demak