Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengungkapkan, Jawa Tengah memiliki potensi ekonomi syariah yang sangat tinggi.
- Stok Pangan Jelang Ramadhan di Jateng Dipastikan Aman
- BCA Tegal Autoshow 2024 Kembali, Banyak Diskon untuk Pembeli On The Spot di Pacific Mall
- Pemudik dan Wisatawan Padati Pusat Oleh-oleh Jalan Pandanaran, Setiap Hari Makin Ramai
Baca Juga
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengungkapkan, Jawa Tengah memiliki potensi ekonomi syariah yang sangat tinggi.
Hal itu terlihat pada beberapa indikator, yakni jumlah jamaah yang mendaftar haji pada tahun 2020 mencapai 46.786 jamaah haji reguler dan 599 jamaah haji khusus. Selain itu, jumlah masjid dan mushola yang cukup banyak masing-masing mencapai 45.482 masjid dan 78.028 mushola.
"Di tahun 2019, Provinsi Jawa Tengah juga mendapat penghargaan Indonesia Muslim Travel Index (MTI) sebagai Destinasi Wisata Halal Unggulan†ungkap Taj Yasin dalam webinar Edukasi Keuangan Syariah, yang digelar Kantor OJK Regional 3 Jateng-DIY, Kamis (29/4).
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan Gebyar Ramadhan Nusantara†yang diselenggarakan secara serentak di Kantor Pusat, Kantor Regional dan Kantor OJK di seluruh penjuru Indonesia.
Taj Yasin menyatakan dukungannya terhadap pengembangan dan penguatan produk dan layanan syariah dalam rangka untuk percepatan pemulihan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.
Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY, Aman Santosa menyampaikan bahwa salah satu yang menjadi tantangan dalam pengembangan industri keuangan syariah yaitu rendahnya literasi dan inklusi keuangan syariah.
Berdasarkan survei literasi keuangan OJK, diketahui bahwa tingkat literasi dan inklusi seluruh sektor keuangan secara nasional sebesar 38,03% dan 76,19%.
Namun demikian, tingkat literasi keuangan syariah secara nasional hanya sebesar 8,93% (meningkat dari tingkat literasi tahun 2016 sebesar 8,10%) dan tingkat inkluasi keuangan syariah sebesar 9,10% (menurun dari tingkat inklusi tahun 2016 sebesar 11,10%).
Di Jawa Tengah sendiri tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah masing-masing sebesar 11,78% dan 12,57%.
Lebih jauh Aman menuturkan, potensi pengembangan keuangan syariah di Indonesia juga terlihat dari beberapa apresiasi dunia internasional, seperti peringkat ke-2 secara global sebagai The Most Developed Countries in Islamic Finance†oleh Refinitiv Islamic Finance Development Report 2020.
Peringkat ke-4 global untuk sektor ekonomi syariah dan peringkat ke-6 untuk keuangan syariah oleh Global Islamic Economy Indicator 2020/2021. Destinasi Wisata Halal Terbaik di dunia oleh Global Moslem Travel Index 2019.
"Sektor keuangan syariah ini harus bisa dirasakan manfaatnya oleh semua kalangan, tidak eksklusif untuk kalangan tertentu, namun lebih universal. Keunggulan produk dan pricing yang lebih kompetitif serta penggunaan teknologi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh nasabah akan mengakselerasi penetrasi pasar ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia khususnya di Jawa Tengah," pungkas Aman. [sth]
- Bupati Rembang Bagi-bagi Ratusan Alsintan ke Kelomtan
- Kebijakan Kendaraan Listrik Harus Dikaji secara Komprehensif
- Tingkat Kepercayaan Terhadap Pemerintah Pengaruhi Ketaatan Bayar Pajak