Ketahuan Bolos, Puluhan Pelajar Terjaring Razia Satpol PP

Razia pelajar dilakukan petugas satpol PP kabupaten Kendal ke sejumlah tempat yang disinyalir kerap dijadikan tempat untuk membolos, Rabu (11/9).


Sasaran razia pelajar ini dilaksanakan di wilayah kecamatan Patebon menyasar warung makan.

Di warung makan inilah, petugas mendapati dua puluh lima siswa sekolah yang masih mengenakan seragam sedang asyik nongkrong. Oleh petugas, kedua puluh lima siswa ini kemudian dibawa ke kantor satpol PP Kendal.

Dua puluh lima pelajar yang terjaring razia terdiri dari delapan belas pelajar SMK/SMA atau sma dan tujuh pelajar tingkat SMP.

Satu per satu petugas menggeledah pelajar yang ditemui dengan memeriksa tas dan dompet serta kartu identitas.

Rizky, pelajar yang terjaring razia, mengaku, membolos karena terlambat masuk sekolah.

"Tadi terlambat masuk sekolah terus saya pulang dan nongkrong di warung itu. Saya disana cuma beli es sama teman-teman," katanya.

Begitu juga dengan Muhamad Rizkiyani, yang mengaku bangun kesiangan sehingga menyebabkan datang terlambat.

"Saya tadi bangunnya kesiangan terus datang ke sekolah terlambat. Daripada saya dimarahi guru, saya pilih nongkrong di warung," katanya.

Pelajar yang kedapatan keluar di jam belajar tanpa surat keterangan langsung diangkut dengan menggunakan truk milik satpol PP.

Razia dilakukan  dalam rangka menindak lanjuti laporan masyarakat yang resah dengan banyaknya pelajar yang membolos.

Selain itu, razia dilakukan untuk menekan angka kriminalitas yang dilakukan oleh pelajar seperti tawuran.

Kasi Penyidikan dan Penindakan Satpol PP Kendal, Iwan, mengatakan, kegiatan ini dilakukan secara rutin sebagai wujud penegakan perda tribuntranmas.

"Sasaran kita adalah anak-anak sekolah yang berada di luar sekolah pada saat jam belajar. Kita tadi dapatkan 25 siswa diluar jam belajar sedang nongkrong di warung dan langsung kita bawa ke kantor," katanya.

Setelah didata dan dilakukan pembinaan, kedua puluh lima pelajar ini kemudian dilepas.

Razia akan terus dilakukan secara terus menerus dengan harapan selain bisa menekan angka kriminalitas di tingkat pelajar.

"Mereka kami lepas setelah dari pihak sekolah datang ke sini agar pihak sekolah tahu ada siswanya yang membolos," pungkasnya.