Ketua DPRD Salatiga Berharap Muncul Rekomendasi Tangani Persoalan Kedelai

Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit (kanan) saat bersama Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (GAKOPTINDO) Drs. Aip Saefudin dan Prinkopti Kota Salatiga.
Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit (kanan) saat bersama Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (GAKOPTINDO) Drs. Aip Saefudin dan Prinkopti Kota Salatiga.

Ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit, M.Si, berharap ada rekomendasi dari Salatiga untuk mengatasi persoalan kedelai di Indonesia.


Harapan ini dilontarkan Dance usai menerima peserta Rakornas Primer Koperasi Produksi Tempe Tahu Indonesia (PRIMKOPTI) se-Indonesia di Komplek DPRD Jl Sukowati 52, Salatiga, Kamis (2/6).

Ia mengungkapkan, kebutuhan kedelai di Indonesia mencapai 3 juta ton per tahun sementara kemampuan produksi kedelai lokal hanya sebesar 300 ribu ton per tahun.

Dengan kondisi tersebut, kebutuhan kedelai masyarakat Indonesia masih tergantung 90 persen dari impor, khususnya dari Amerika.

"Dan Jawa Tengah merupakan konsumen tempe dan tahu tertinggi di Indonesia, untuk itu kedelai menjadi masalah penting bagi Jawa Tengah. Tak berlebihan, jika kami berharap dari pertemuan ini bisa mendapatkan solusi-solusi baik secara organisasi maupun teknis, yang berkaitan dengan kedelai di Indonesia," terangnya.

Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (GAKOPTINDO) Drs. Aip Saefudin, menyampaikan, sistem perdagangan kedelai yang berlaku di dunia adalah sistem perdagangan bebas.

Oleh karena itu, jika dunia banyak yang membutuhkan kedelai maka ketersediaan kedelai menjadi berkurang dan harganya pun naik.

"Sehingga kenaikan harga kedelai secara bertahap, dan saat ini harga kedelai di pengrajin mencapai Rp 12.000 lebih. Ini menjadi pukulan berat," ujar Drs. Aip Saefudin.

Aip menerangkan, pada Bulan Januari saja banyak pengrajin tempe dan tahu tak lagi mampu berproduksi.

Hak ini dikarena perhitungan biaya produksi sebesar Rp 8.500.

"Tapi harga kedelai saat itu sudah mencapai Rp 11.000 sehingga terpaksa mogok produksi dan mogok jualan," tandasnya.

Lebih jauh diungkapkannya bahwa, Pemerintah Pusat melihat jutaan pengrajin tempe tahu di Indonesia terpukul dengan harga kedelai, maka atas inisiatif dan dorongan dari GAKOPTINDO kepada Pemerintah, akhirnya Pemerintah memberikan bantuan subsidi kepada pengrajin tempe tahu di seluruh Indonesia sebesar Rp1.000/kg melalui Bulog.

Bantuan diberikan sejak April 2022 itu, selama empat bulan ke depan dengan nilai total 800 milyar rupiah.

Namun dalam pelaksanaannya mengalami banyak kendala karena bantuan hanya dilakukan kepada pengrajin yang menjadi anggota Kopti.

"RAT akan mulai dibuka besok, untuk itu mohon dukungan dan doa restu bahwa kami ini hanya ingin membantu pengrajin tempe tahu yang kecil-kecil dan jumlahnya jutaan di seluruh Indonesia," tuturnya.

Ia pun mengucapkan terimakasih kepada Pemkot Salatiga yang memberikan rasa bangga dan semangat yang tinggi baik kepada pedagang, pengrajin tempe dan tahu juga pengurus dan anggota Prinkopti Kota Salatiga.

Termasuk dalam membina dan mendukung para pengrajin tempe tahu yang berkoperasi.

"Sehingga masyarakat akan hidup lebih sehat dan lebih baik lagi di masa yang akan datang," jelas Aip.