Lesson Study Prof Tjipto Diklaim Mampu Perbaiki Kualitas Pendidikan Indonesia

Sejumlah pakar pendidikan menilai kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Dari sejumlah penelitian, hal tersebut disebakan karena kesalahan paradigma pendidikan, model pembinaan guru dan strategi pembelajaran dan masalah praktis penyelenggaraan pendidikan seperti biaya, sarana prasarana, kesejahteraan guru.


Dijelaskan Prof Dr Tjipto Subadi, pakar pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), hasil penelitian menunjukkan data dari 146.052 SD di Indonesia hanya ada 8 SD yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years, untuk SMP dari 20.918 hanya ada 8 SMP yang masuk kategori The Middle Years program san dari 8.036 SMA hanya ada 8 yang mendapat pengakian dunia kategori The Doploma.

"Kami melihat tidak ada semangat dan komitmen guru untuk membina diri sendiri, karena kualitas SDM sangat mempengaruhi kualitas pendidikan." kata Prof Tjipto, dosen FKIP UMS, Kamis (30/8).

Program zonanisasi yang saat ini dilaksanakan, Prof Dr Tjipto menyatakan tidak efektif atau berpengaruh pada kualitas pendidikan. Hanya menyasar pemerataan kemampuan siswa (kepandaian).

Untuk zonasi bagus lagi juga mempertimbangkan pemerataan kemampuan siswa dengan prosestase dan tentu saja harua diimbangi dengan pembinaan berkelanjutan.

"Kami kenalkan lesson study yakni model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif berkelanjutan. Secara singkat melalui rangkaian planning - doing - seeing atau plan - do - see." imbuhnya.

Atas penelitian model pembinaan guru ilmu sosial berbasis lesson study menuju pendidikan profesional tersebut, Prof Dr Tjipto Subadi, dikukuhkan sebagai guru besar ke 23 Ilmu pendidikan Ilmu Sosial, UMS. Pengukuhan Guru Besar Prof Tjipto akan dilaksanakan Sabtu (1/9) di  Gedung Siti Walidah UMS, Sukoharjo.