Kabar duka menyelimuti Kabupaten Sukoharjo.
- Cuaca Buruk Sebabkan Longsor dan Banjir di Kebumen
- Polres Pemalang Kerahkan Anjing Pelacak untuk Sterilisasi Gereja
- Tuti Roosdiono Sebar 11 Ribu Dosis Vaksin Tiga Daerah di Jawa Tengah
Baca Juga
Kantor Manajemen Bencana Nasional Fiji meminta penduduk yang tinggal di desa pesisir untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi pada Kamis (17/12) waktu setempat.
Imbauan ini di tengah prediksi bahwa topan super Yasa akan menghasilkan gelombang monster setinggi 16 meter (52 kaki) ketika menghantam negara kepulauan Pasifik itu, seperti dilansir dari Kantor Berita RMOL.
Badai kategori lima dengan skala teratas itu terus mengumpulkan kekuatan saat menderu menuju Fiji, dengan hembusan angin mencapai 325 kilometer per jam (200 mph).
Yasa diperkirakan akan mendarat pada Kamis (17/12) malam waktu setempat, sementara banjir sudah meluas di negara berpenduduk 900 ribu jiwa itu. Banjir juga telah memutus jalan dan membuat warga setempat terisolasi.
"Angin yang merusak kemungkinan akan dimulai beberapa jam sebelum pusat siklon melewati atas atau di dekatnya," kata Kantor Manajemen Bencana Nasional, seperti dikutip dari AFP, Kamis (17/12).
"Penduduk pesisir harus mengantisipasi gelombang badai dengan gelombang setinggi 16 meter," lanjutnya.
Otoritas setempat juga telah membuka pusat evakuasi untuk mengantisipasi kerusakan yang meluas pada skala Topan Winston pada Februari 2016, yang menewaskan 44 orang dan menghancurkan puluhan ribu rumah.
Sekolah dan transportasi umum ditutup, sejumlah pegawai negeri juga telah diminta tinggal di rumah selama sisa hari kerja.
"Kami tidak ingin ada orang yang kehilangan nyawanya di luar sana," kata asisten komisaris polisi Abdul Khan.
"Kami akan berada di sini untuk melindungi Anda. Tolong tanggapi ini dengan serius dan biarkan kami bersiap untuk skenario terburuk," lanjutnya.
Peringatan tersebut diindahkan di Suva, di mana daerah pusat kota hampir ditinggalkan pada Kamis (17/12).
"Ini seperti kota hantu. Tidak akan ada bisnis di sini hari ini," kata seorang pekerja kantor kepada AFP.
"Sekarang tenang, tapi menakutkan karena kita tahu (badai) itu akan datang."
Layanan meteorologi yang bermarkas di Selandia Baru, Weatherwatch, mengatakan Yasa adalah salah satu topan terkuat yang tercatat di Pasifik Selatan, yang mampu memotong petak kehancuran selebar 300 kilometer.
"Badai ini memiliki kemampuan untuk membanjiri seluruh pulau, menggenangi seluruh komunitas pesisir, menghapus beberapa pulau kecil dari peta seluruhnya," kata direktur pelaksana Weatherwatch Philip Duncan.
Save the Children mengatakan bahwa mereka telah memetik pelajaran dari badai Winston yang melanda pada 2016 dan warga Fiji menganggap serius persiapan siklon.
"Kami telah melihat orang-orang menimbun barang dan persediaan makanan penting," kata kepala badan bantuan Fiji Shairana Ali.
"Orang-orang menimbun persediaan air karena ada peringatan dari Otoritas Perairan Fiji bahwa orang tidak akan memiliki persediaan air yang layak selama setidaknya 10 hari," lanjutnya.
Perbatasan Fiji tetap ditutup karena pandemi virus corona, yang menurut Ali dapat menjadi tantangan bagi upaya bantuan internasional.
- Begini Jadinya Jika Masyarakat Semarang Punya Angkot Listrik
- Polda Jateng Mageri Segoro Tanam 2000 Bibit Mangrove di Pantai Tirang Semarang
- Barang Sitaan Satpol PP Akan Dilabeli Tanda Bukti