Kota Semarang telah menjadi kota Metropolitan yang berkembang pesat di Tanah Air. Sekarang ini ekonomi daerah Semarang terlihat semakin maju dan didukung pembangunan-pembangunan fasilitas modern serta banyak sekali pusat perbelanjaan dan hiburan baru.
- Bupati Purbalingga: Hari Otonomi Daerah Ke-29 Harus Diikuti Reformasi Birokrasi
- Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Tunggu Peran Anak-anak Muda Kelola Pertanian Kreatif
- Wacana Pemekaran Wilayah, DPRD Jateng Belum Buat Bahasan
Baca Juga
Semarang pun kian pesat dalam industri. Berbagai industri baru muncul termasuk dukungan dari wilayah-wilayah penyangga sekitarnya, Kendal, Batang dan Demak.
Di balik kemajuan perekonomian Kota Lumpia, Semarang juga menghadapi tantangan yang sama seperti kota-kota besar lainnya. Terutama kemacetan dan transportasi umum yang kalah dibandingkan kendaraan pribadi. Masyarakat Semarang lebih memilih kendaraan pribadi dalam mobilitas sehari-hari.
Ini pun menjadi isu menarik jika melihat pengembangan transportasi umum di Kota Semarang.
Terlebih lagi, baru-baru ini, Kota Semarang mendapatkan penghargaan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), sebagai Kota Raya Terbaik atau penyelenggara transportasi terbaik di Indonesia. Keren!
Lalu, kira-kira seandainya Semarang berinovasi mengembangkan kendaraan listrik modern ramah lingkungan untuk angkutan kota (angkot), bagaimana ya? Apakah tepat Semarang jika memiliki angkot listrik?
Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai itu bisa diterapkan namun investasinya mahal. Butuh persiapan fasilitas memadai dalam infrastruktur dan pengelolaan transportasi publik bila menerapkan kendaraan listrik.
"Bisa saja, namun investasinya mahal. Teknologi dalam menerapkan kendaraan listrik jadi moda transportasi umum infrastruktur yang ada syaratnya siap dulu. Ada semacam kebijakan harus dipersiapkan pemerintah kota (Pemkot) Semarang supaya bisa berhasil," kata Djoko, Selasa (17/09).
Kendaraan listrik ramah lingkungan sekarang sudah dimiliki pemerintah kota (Pemkot) Semarang. Sejak 2022 lalu, Semarang telah memiliki transportasi ramah lingkungan setelah meluncurkan armada bus listrik guna mendukung operasional wisata.
Tentang transportasi umum di Kota Semarang, Djoko Setijowarno menjelaskan, bisa dikembangkan lebih baik dan modern. Jika berhasil, dapat memaksa masyarakat beralih ke transportasi umum tidak mengandalkan kendaraan pribadi untuk aktivitasnya.
Namun begitu, salah satu yang membuat pesimis, dalam pemikiran Akademisi Unika Soegijapranata itu, terdapat suatu celah antara masyarakat dan pemerintah dalam penyediaan transportasi umum. Diantara kedua pihak saling bertentangan, masyarakat pada umumnya ingin transportasi umum nyaman dan murah.
Sebaliknya pemerintah, tugasnya adalah menyediakan fasilitas memadai bagi masyarakat demi kepentingan umum. Akhirnya, transisi masyarakat siap beralih menggunakan transportasi umum pun sulit.
"Saling bertentangan kalau sudah sampai mengenai permasalahan dihadapi dalam kondisi sebenarnya. Masyarakat pastinya berharap dan menginginkan transportasi murah, nyaman, dan aman, bisa diwujudkan pemerintah. Begitu tersedia, masyarakat kembali tidak tertarik, akhirnya beralih lagi ke kendaraan pribadi karena dirasa lebih murah dan efisien waktu untuk aktivitas. Ini yang menjadi tantangan dapat diwujudkan menciptakan transportasi publik masa depan. Tetapi, kita yakin Semarang bisa memiliki transportasi umum modern ramah lingkungan dan nyaman bagi masyarakat," terang Djoko.
- NGOPI Berhasil Kuak Rahasia Kecantikan Bersama Dr. Ratih Nuryanti
- Tim Dinparta Dan Satpol PP Serbu Pujasera Demak
- Pedagang Rod As Kadilangu Serbu Jepara Dan Berkolaborasi Emas Dengan Dinparta Demak