Crazy Rich Grobogan Kembali Bangun Gedung SMP Negeri 2 Karangrayung dan Jalan Alternatif Sendangharjo

Joko Suranto kembali membangun gedung SMP2 Karangrayung Grobogan Jawa Tengah, Dok Istimewa
Joko Suranto kembali membangun gedung SMP2 Karangrayung Grobogan Jawa Tengah, Dok Istimewa

Kondisi bangunan SMP Negeri 2 Karangrayung yang sudah berusia lebih dari 30 tahun dan minim perawatan akhirnya mendapatkan perhatian dari filantropis lokal, Joko Suranto sang Crazy Rich Grobogan.


Ia membangun gedung baru senilai Rp 200 juta untuk memperbaiki infrastruktur sekolah yang dinilai sudah tidak layak. Ia membangunkan satu gedung sekolah karena miris melihat kondisi saat ini. 

"Jangan sampai menunggu musibah dulu baru bertindak. Kalau pemerintah peduli, seharusnya ada anggaran untuk perbaikan," ujar Joko, Rabu (2/4). 

Sebagai pengusaha properti, ia prihatin melihat kondisi bangunan sekolah yang rawan dan berpotensi membahayakan siswa maupun guru. 

Banyak ruangan dengan atap rapuh dan satu gedung yang sudah lima tahun tidak digunakan karena kekhawatiran akan risiko roboh.  

Bantuan yang diberikan bertujuan untuk mendukung pendidikan dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Menurutnya, anggaran perawatan serta renovasi yang memadai sangat diperlukan untuk sekolah, terutama yang telah beroperasi puluhan tahun. 

"Partisipasi masyarakat dibatasi karena aturan, namun pemerintah tidak menganggarkan," sesal Joko.  

Ia menekankan bahwa tujuan utama dari bantuan ini adalah untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan dunia pendidikan.

“Kita berbagi manfaat, khoirunnas anfauhum linnas itu kan banyak macamnya, kita tahun ini benerin jalan, kita bagi sembako, bagi sarung, baju koko untuk hafiz dan hafizoh, di Grobogan," imbuhnya. 

Baru-baru ini Crazy rich Grobogan tersebut juga membangun sebuah jalan alternatif di Desa  Sendangharjo Karangrayung senilai Rp 300 juta. 

Diharapkan, bantuan ini dapat memacu kesadaran pihak terkait untuk lebih memperhatikan kondisi infrastruktur serta  pendidikan di daerah.

Joko Suranto dikenal dengan sebutan Crazy rich karena jasanya membangun jalan beton dengan dana pribadi senilai Rp2,8 miliar sepanjang 1,8 kilometer di 3 (tiga) desa, yakni Desa Jetis, Telawah, dan Nampu.