Masyarakat Gelar Tradisi Bersih Dusun Di Sendang Petilasan Pangeran Sambernyawa

Puluhan warga Dusun Dawe, desa Mojoroto, kecamatan Mojogedang, Karanganyar, gelar acara ritual tradisi bersih dusun yang dipertahankan turun-temurun.


Lokasi acara bersih di dusun digelar di sendang Bejen, Jumat (16/8) siang.

Pantauan RMOLJateng, sejumlah warga Dusun Dawe, Desa Mojoroto, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar, terlihat membawa gunungan kecil yang berisi sayur-mayur dan jodang (tempat berisi makanan) yang dipanggul.  

Rombongan masyarakat yang berbusana khas Jawa baik pria dan wanita berjalan sekitar 500 meter menuju lokasi acara bersih dusun yang berlokasi di sendang desa yang oleh sebagian masyarakat disebut Petilasan Raden Mas Said.

Kepada RMOLJateng disela acara bersih dusun, Kepala desa Mojoroto, Ngatman, sampaikan acara bersih dusun ini merupakan teradisi turun temurun di desa setempat.

Pihaknya berupaya untuk melestarikan tradisi tersebut.  

"Acara bersih dusun ini dilakukan untuk nguri-uri, mempertahankan tradisi dan budaya leluhur yang sudah ada sejak jaman dahulu," jelasnya

Selain itu Ngatman juga sedikit mengulas tentang sejarah sendang Bejen. Dahulu sendang Bejen berdasarkan cerita turun-temurun sendang tersebut sering digunakan Pangeran Sambernyawa untuk 'menyepi' dan memikirkan strategi perang seperti apa yang akan digunakan melawan tentara Kompeni (Belanda) sekitar tahun 1743.

"Dulunya tempat ini mencari inspirasi terkait strategi perang yang akan dilaksanakan," paparnya.

Dia juga mengungkapkan, masyarakat datang ke sendang Bejen saat ini semakin banyak. Pihaknya ingin membuat lokasi wisata ziarah di tanah seluas 5000 meter persegi ini.

Salah satunya juga ingin menghidupkan perekonomian masyarakat di sekitarnya.  

"Nantinya sendang Bejen akan dikemas lebih baik lagi untuk menarik banyak wisatawan," imbuhnya.

Ditambahkan Ngatman sampai saat ini setiap malam Jumat lokasi wisata sendang Bejen ramai dikunjungi sebagai lokasi wisata ziarah untuk meditasi dan memanjatkan permohonan.

Ngatman menyebut dulunya sendang Bejen ditumbuhi banyak pohon-pohon besar. Sayang saat ini hanya menyisakan beberapa pohon yang tinggi dan usianya juga sudah cukup tua.

Pohon tersebut dipercaya muncul setelah Raden Mas Said membuang buah nangka yang dimakannya di lokasi tersebut.

"Itu pohon yang posisinya jatuh konon sudah ada sejak jaman Pangeran Sambernyawa. Usianya sudah ratusan tahun," pungkasnya.