Mbak Ita Dorong Kerjasama Aglomerasi Pariwisata Ditingkatkan

Hevearita Gunariyanti Rahayu, Wali Kota Semarang. Istimewa
Hevearita Gunariyanti Rahayu, Wali Kota Semarang. Istimewa

Semarang - Pariwisata menjadi magnet dan perekat bertumbuhnya semangat kolaborasi. Karena pemberdayaan sektor yang sekarang menjadi primadona peningkatan ekonomi berkembang sedemikian rupa.

Pasca-covid atau bahkan selama kita didera pagebluk global itu, pariwisata merupakan ujung tombak ekonomi. Sampai saat ini trend pergerakan pariwisata, melalu terobosan dan variasi destinasi terus bertumbuh. Momentum seperti ini perlu dirawat, dijaga menjadi penggerek kebangkitan sektor yang lain.

"Kalau pariwisatanya hidup, ekonomi riil bergerak, kuliner menggeliat, transportasi berdenyut, maka ekonomi bertumbuh dan recovery terjadi. Algoritma semacam ini yang penting kita sadari dan sebarkan ke mana-mana," ujar Mbak Ita dalam perbincangan khusus dengan RMOL Jateng, Senin (07/10).

Walikota Semarang yang meraup banyak penghargaan atas capaian dan kinerjanya berharap potensi serupa terus diasah. "Jangan sampai trend positif ini lepas. Harus didukung, disupport berupa rupa sentuhan agar punya nilai tambah atau added value," tambahnya.

Salah satu menjaga dan menjadi lokomotif kolaborasi adalah spirit aglomerasi diwujudkan secara bersama. "Kita sama sama bersanding, tidak bersaing saja. Makanya kerjama Kedungsapur saya punya obsesi besar dapat dikuatkan. Jualannya jadi paket bareng bareng, bersama sama," cetus ibu satu putra buah pernikahannya dengan Alwin Basri.

Mantan Direktur SPJT BUMD andal yang ikut mengelola Blok Cepu ini kemudian menarasikan bentuk sinergi yang dapat diwujudkan. "Kendal, Demak, Ungaran dan Purwodadi itu bertetangga langsung, dekat karena bersisihan. Kita bisa membuat lembaga bersama, khusus kerjasama Pariwisata ke depan. Kerjasama ini menjadi formula agar benang merah yang ada dapat ditemalikan," urainya. 

"Dari Semarang mereka (wisatawan-red) dipandu untuk melanjutkan ke Demak ada Masjid Agung, di Ungaran ada Candi Gedong Songo, lanjut lagi ke Purwodadi ada Bleduk Kuwi misalnya seperti itu. Lebih komprehensif dan menarik biar ahli ahli diminta sumbang pikirnya," lanjut Mbak Ita penuh optimisme.

Masing-masing daerah ternyata punya magnet masing masing. Dan semuanya memiliki khasanah dengan magnet yang berbeda beda. "Masjid Agung Demak misalnya, itu peradaban yang agung. Kemudian Kota Lama Semarang daya tariknya sangat tinggi, atau Gedong Songo di Ungaran juga, itu kalau dikemas baik pasti wouuuw jadinya," simpul Mbak Ita.

"Karena itu mari kita berkolaborasi, bersinergi untuk membangun terobosan bareng-bareng. Saya ingin sekali badan bersama yang menjadi manifestasi dan kesungguhan kita mengembangkan spirit aglomerasi dapat diwujudkan," kata Mbak Ita penuh kesungguhan.