Migrasi TV Analog ke Digital Jangan Bebani Masyarakat, Sukirman : TV Adalah Hiburan Termurah dan Termudah

Wakil Ketua DPRD Jateng, H Sukirman
Wakil Ketua DPRD Jateng, H Sukirman

Siaran TV Analog akan dihentikan di sejumlah daerah, per tanggal 30 April 2022 mendatang. Sejumlah daerah itu diketahui masuk dalam provinsi Jawa Tengah.


Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah H Sukirman meminta kebijakan tersebut tidak membebani masyarakat di tengah situasi yang serba susah.

“Bagi masyarakat kurang mampu, tentu harus mendapat perhatian, semisal dalam pengadaan Set Top Box (STB) sebagai alat untuk migrasi dari analog ke digital tersebut. Masyarakat kurang mampu harus bisa mendapatkannya secara gratis,” ungkapnya, Rabu (13/4).

Televisi, tegas Sukirman, adalah sarana informasi dan hiburan yang paling murah dimiliki masyarakat. Karena itu, munculnya berbagai kebijakan baru jangan sampai malah menimbulkan masalah bagi masyarakat.  

“Kelihatannya ini sepele hanya soal siaran TV, tetapi ini adalah media hiburan masyarakat yang mudah dan murah,” paparnya.

“Soal STB ini juga harus menjadi perhatian betul. Jangan sampai setelah nanti ada migrasi, barangnya mahal dan langka sehingga masyarakat yang mau dan mampu membeli menjadi susah mendapatkannya. Ini tentu bisa menjadi masalah baru lagi,” bebernya.

Ketersediaan STB serta kestabilan harga, katanya, menjadi satu hal mutlak yang harus dijaga pemerintah. Dia tidak ingin, saat program digital sudah berlangsung, berbagai perangkat yang harus dibutuhkan masyarakat malah tidak ada.

“Dengan jaminan bahwa siaran digital akan lebih baik dari analog, tentu masyarakat bisa senang. Tapi ini juga harus diimbangi ketersediaan berbagai perangkat yang dibutuhkan itu, termasuk dengan harga terjangka,” tegas politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Produksi STB, lanjutnya, perlu dibuat masif sehingga harga STB semakin terjangkau. 

“Ingat, intinya semua harus dipermudah dalam migrasi ke TV Digital ini,” tegasnya.

Selain itu, jelas Sukirman, pemerintah juga harus melakukan sosialisasi secara lebih masif. Sebab tak menutup kemungkinan, masih banyak masyarakat yang belum paham akan kebijakan ini.

“Jangan sampai pada akhir April nanti ada masyarakat protes. Kok tiba-tiba siaran televisi hilang, karena ketidaktahuan dari program ini, serta bagaimana cara beralihnya. Apalagi soal alat untuk peralihan ini sangat tekhnis sekali,” terangnya.

Masyarakat, lanjutnya, perlu diberi pengetahuan, bagaimana beralih ke siaran TV Digital. 

“Misalnya bagaimana memeriksa pesawat televisi, apakah masih analog atau digitall. Intinya sosialisasi harus terus dilakukan,” tandasnya. (ADV/ANF)