Para pemangku kepentingan di daerah wajib menaati tahapan vaksinasi yang akan digelar di sejumlah provinsi di Tanah Air agar pelaksanaannya berjalan dengan baik.
- Grabb-Jentik, Langkah Demak Menuju Bebas DBD
- Kejar Target, Vaksinasi Di Desa Di Demak Akan Diperbanyak
- Bantu Sekolah Cegah Covid-19, Semen Gresik Salurkan Perlengkapan Prokes
Baca Juga
Para perajin tempe di Blora resah atas melonjaknya harga kedelai sejak pertengahan Bulan Desember 2020 lalu. Pasalnya, hal itu sangat mempengaruhi penghasilan mereka.
Namun perajin tetap melakukan berbagai cara agar bisa terus bertahan untuk memproduksi tempe, meski untungnya tak bisa sebesar sebelumnya.
Seperti yang dilakukan Katini (55) perajin tempe di Jl Serayu Kelurahan Kedungjenar Kecamatan Blora ini memilih mengurangi ukuran produknya untuk mensiasati agar tidak menaikkan harga jual.
Menurut Katini, ibu tiga anak ini, tingginya harga kedelai memaksa dirinya ikut menaikkan harga jual tempe.
"Harga kedelai naik, ya harga tempe juga saya naikkan. Saya ini kan jual kiloan. Per kilonya saya naikkan Rp2 ribu, yang biasa Rp10 ribu jadi Rp12 ribu. Kalau ukuran tetap sama tidak saya perkecil," ungkapnya, Selasa (5/1).
Katini mengakusudah sejak tahun 1977 berjualan tempe. Setiap harinya ia biasa membuat tempe sebanyak 40 hingga 50 kilogram.
"Kalau produksi saya itu minimal 40 kilo, tapi kalau pesanan banyak bisa sampai 50 kilo. Yang beli kan warga sini saja, yang banyak berjualan keripik tempe," ujarnya.
Meski harga kedelai tinggi, tidak membuat ia mengurangi produksinya. Saat ini produksi tempenya masih seperti saat harga kedelai belum naik.
"Produksi tetap sama saja. Kan yang beli juga tidak berkurang. Cuma harga saya naikkan saja. Dan pembeli saya itu rata-rata sudah paham, kalau tempe naik pasti kedelai harganya naik," kata Katini.
Meski begitu, dirinya berharap agar harga kedelai bisa turun kembali. Agar beban masyarakat tidak terlalu berat.
"Karena untuk menaikan harga tempe itu tidak efisien, ya bisa saja sebenarnya, tapi pelanggan lebih bisa menerima kalau ukurannya yang di kurangi,†ujarnya.
"Kalau harapan saya kedelai turun lagi, kembali ke awal Rp7 ribu. Apalagi ini lagi musim Corona biar masyarakat tidak terlalu berat bebannya," harapnya.
Ia berharap agar pemerintah segera bertindak, agar harga kedelai tidak terus mengalami kenaikan yang bisa memberatkan para pengrajin tempe.
- Kasus Covid 19 di Solo Meningkat, Gibran Minta Isoter Asrama Haji Donohudan Kembali Buka
- UKSW Lakukan 3000 Vaksin Tahap Kedua
- 300 Pelajar Karanganyar Mulai Vaksinasi