- Wacana Pemekaran Wilayah, DPRD Jateng Belum Buat Bahasan
- Warga Resah Atas Aksi Kera Berekor Panjang Yang Masuk Rumah
- MTI Serukan Pentingnya Masterplan Untuk Integrasi Dan Keberlanjutan
Baca Juga
Rembang - Dalam dua tahun terakhir, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kebonharjo, Tuban/Rembang memanen kayu jati dan kayu rimba sebanyak 33 juta meter kubik (M3) lebih. Dengan nilai jual cukup besar, yakni mencapai Rp143 miliar lebih.
Rinciannya, hasil tebang atau panen tahun lalu (2023) sebanyak 16.576.735 M3 dengan nilai jual Rp72.529.181.257.
Kemudian hasil panen tahun ini (2024), sebanyak 17.754.785 M3 dengan nilai jual menurun dari tahun lalu, yakni sebesar Rp70.985.561.668.
Namun, di sisi lain tingkat kerawanan atau gangguan hutan di wilayah KPH Kebonharjo cukup tinggi. Tahun lalu sebanyak 164 pohon hilang dicuri orang dan hingga Oktober tahun ini ada 66 pohon juga raib dicuri.
Sedang luas area hutan yang dikelola KPH Kebonharjo adalah 16,7 juta hektare. Dari area tersebut 65% diantaranya berada di wilayah Kabupaten Rembang.
Administratur (Adm) Perhutani KPH Kebonharjo, Ir Rovi Tri Kuncoro, saat dikonfirmasi RMOLJateng, Kamis (14/11), mengutarakan bahwa untuk menekan angka pencurian kayu, pihaknya bersama petugas perwira pembina (Pabin) terus melakukan patroli di beberapa hutan yang rawan gangguan.
"Petugas gabungan Polhut (polisi kehutanan - red) dan Pabin hampir tiap hari terus bergerak melakukan patroli hutan. Khususnya pada jam-jam rawan dan musim hujan," terang Rovi Tri Kuncoro.
Rovi menambahkan pihaknya tahun lalu menangkap 3 tersangka dan tahun ini 2 tersangka berikut sejumlah barang bukti berupa kayu jati.
"Hutan paling rawan pencurian ada di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tawaran dan Gayam. Karena memang dua wilayah hutan di atas, jauh di pedalaman hutan. Juga jauh dari pemukiman penduduk," terang Rovi.
Rovi menambahkan, upaya lain untuk meminimalisir angka pencurian pihaknya juga merangkul kelompok tani pinggir hutan. Mereka diajak bekerja sama dengan menanam tanaman tumpang sari seperti padi Gogo, jagung dan ketela pohon.
Dia mengutarakan untuk penanaman kembali hutan yang ditebang atau yang sudah tidak produktif, pihaknya saat ini melakukan persemaian bibit kayu jati dan kayu rimba.
- Wacana Pemekaran Wilayah, DPRD Jateng Belum Buat Bahasan
- LDA Keraton Surakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis Untuk Abdi Dalem
- UNS Fasilitasi UTBK Ramah Disabilitas, Diikuti 10 Peserta