Pelaku Penembakan Massal di Inggris Pernah Menggambarkan Dirinya sebagai Terminator di YouTube

Polisi Inggris akhirnya merilis identitas pria bersenjata di balik insiden penembakan massal di kota Plymouth yang menyebabkan kematian enam orang termasuk seorang anak dan penembak itu sendiri.


Dalam konferensi pers pada Jumat (13/8), kepala kantor kepolisian Devon dan Cornwall mengidentifikasi tersangka sebagai Jake Davison dan berusia 22 tahun, seperti dilaporkan Sky News.

Polisi tidak memberikan rincian tentang kemungkinan motif pelaku, tetapi memastikan itu tidak ada kaitannya dengan terorisme atau hubungan dengan kelompok sayap kanan atau kelompok lain semacam itu.

Menurut Sky News, Davidson memposting beberapa video di YouTube beberapa minggu sebelum serangan. Video itu kebanyakan berbicara tentang subkultur "incel" yang menunjukkan permusuhan ekstrem terhadap orang yang aktif secara seksual, terutama wanita. Dalam videonya, Davidson juga menggambarkan dirinya sebagai Terminator.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengungkap rasa belasungkawanya atas peristiwa penembakan yang terjadi pada Kamis (12/8) itu.

"Pikiran saya bersama teman dan keluarga mereka yang kehilangan nyawa dan semua yang terkena dampak insiden tragis di Plymouth tadi malam. Saya berterima kasih kepada layanan darurat atas tanggapan mereka," ujar Johnson di akun Twitternya.

Kejahatan terkait senjata relatif rendah di Inggris, sehingga peristiwa itu sangat mengejutkan semua orang, termasuk Menteri Dalam Negeri Priti Patel.

Penembakan massal sebelumnya pernah terjadi pada tahun 2010 ketika seorang sopir taksi melepaskan tembakan di Cumbria Barat, menewaskan 12 orang dan melukai 11 lainnya.

Penembakan massal paling mematikan di Inggris terjadi pada tahun 1996 di Dunblane, Skotlandia yang mengakibatkan kematian 16 anak di bawah usia 6 tahun dan guru mereka, serta melukai 15 lainnya, demikian dikutip dari Kantor Berita RMOL.