Pembangunan Joglo Makam KH Sholeh Darat Dimulai

Pembangunan makam KH Sholeh Darat di kawasan Bergota hingga saat ini masih terus dilakukan. Setelah sebelumnya dilakukan pembangunan bagian pendukung seperti gapura makam, kamar mandi dan ruang wudhu, saat ini pembangunan beralih ke bagian joglo makam yang merupakan bangunan utama.


Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Ali mengatakan, proses pembangunan joglo makam atau cungkup makam sudah mulai dilakukan.

“Saat ini sudah dimulai pembangunan joglonya, dengan membuat pondasi bangunan joglo. Jika sudah nanti akan dilakukan pembangunan bangunan yang lama,” kata Ali, Rabu (31/8).

Pembangunan atau renovasi makam KH Sholeh Darat ini sudah dilakukan sejak tahun lalu. Pembangunan dilakukan agar kondisi makam yang memang jadi tujuan wisata religi ini lebih memadai lagi.

Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berencana akan mengkoneksikan wisata religi yakni dari satu makam ke makam lainnya. 

Tujuan konektivitas ini adalah untuk memudahkan bagi peziarah yang akan berkunjung ke makam-makam yang ada di ibukota Jawa Tengah ini. 

Konektivitas ini misalnya dari makam KH Sholeh Darat dengan makam Ki Ageng Pandanaran yang berada di Mugasari.

“Setelah pembangunan di makam Sholeh Darat rampung, akan kita koneksikan di dengan makam lainnya, misalnya Ki Ageng Pandanaran. Harapannya peziarah bisa mampir ke makam lain karena lebih mudah,” bebernya.

Keinginan Pemkot Semarang untuk bisa mengkoneksikan wisata religi ini terbilang membutuhkan proses yang cukup panjang. 

Terlebih jika makam berada dikawasan pemukiman penduduk seperti halnya Makam Ki Ageng Pandanaran. Dnegan demikian perlu juga dipikirkan mulai dari penyediaan lahan parkir dan lain sebagainya.

“Pernah ada usulan parkir di satu lokasi terutama untuk rombongan bus, kita nanti akan tentukan lokasi mana yang cocok. Peziarah bisa menggunakan transportasi lain untuk menuju tempat satu ke lainnya,” tuturnya.

Nantinya jika memang akan dipusatkan satu titik maka Pemkot Semarang akan menggandeng masyarakat sekitar lokasi makam untuk bisa menyediakan transportasi lanjutan. Harapannya langkah ini juga bisa membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar makam.

“Misalnya, nanti bisa memakai semacam jasa ojek atau sarana angkutan lainnya yang dikelola masyarakat yang berangkat dari lokasi parkir, ke tempat wisata religi,” pungkasnya.