Pemerintah Pusat Dan Daerah Berpacu Melawan Waktu Dan Kondisi Buruk

Pascaletusan Gunung Lewotobi Laki-Laki
Para Anggota TNI dan Kepolisian Telah Turun Tangan Menangani Kondisi Bencana Alam Di Kawasan Yang Terkena Letusan Gunung Lewotobi, NTT, Senin (04/11) Subuh. Dokumentasi
Para Anggota TNI dan Kepolisian Telah Turun Tangan Menangani Kondisi Bencana Alam Di Kawasan Yang Terkena Letusan Gunung Lewotobi, NTT, Senin (04/11) Subuh. Dokumentasi

Flores - Pihak pemerintah pusat dan pemerintah daerah saat ini sedang berupaya menangani para warga yang terdampak dari letusan gunung berapi. Mereka bertanding melawan waktu dan kondisi buruk akibat dampak letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat memiliki ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan terakhir meletus pada 9 Januari 2024. Selama sebulan yakni antara tanggal 23/10 hingga 03/11 terjadi 43 gempa letusan yang terekam di instrumen aktivitas gunung. Pada Senin (04/11) terjadi 4 kali letusan dengan total durasi 18 menit 57 detik.

Upaya penanganan yang digelar di kawasan Pulau Flores ini adalah membuka pos komando (posko) darurat untuk menampung para pengungsi dan menyediakan aduan korban hilang.

Selain itu pihak pemerintah juga mengungsikan warga dari area bencana ke lokasi terdekat yang aman. Instansi berwenang juga melakukan upaya pencarian dan evakuasi korban yang meninggal. Upaya berikutnya adalah mendistribusikan bantuan seperti tenda pengungsi dan makanan siap saji serta sembako.

Melansir Kantor Berita Antara disebutkan Kepala Pusat Data dan Komunikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan, “Kita pastikan logistik untuk keperluan dasar bagi pengungsi terpenuhi dalam beberapa hari ke depan. Penambahan dari segi kuantitas atau jenis barang akan kami sesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.”

Dari media Warta Timor, didapatkan berita upaya pemerintah daerah dalam menangani kondisi pascaletusan.

Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, menyatakan pada Senin (04/11) pagi bahwa dia dan jajarannya sudah mengadakan rapat untuk menangani dan menjalankan langkah-langkah mitigasi mengatasi bencana besar ini.

Salah satu yang terpenting adalah terbitnya keputusan dari Bupati Flores Timur tentang Penetapan Status Tanggap Darurat yang berlaku 58 hari. Keputusan penting itu membuat kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dapat terlaksana. Dengan keputusan tersebut maka administrasi sumber pendanaan penanggulangan dampak bencana langsung dapat dialokasikan dan berasal dari APBN, APBD 1 mau pun APBD 2 (tingkat kabupaten).

Andriko juga menyatakan bahwa BNPB Pusat akan datang pada Selasa (05/11), demikian juga Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan untuk selanjutnya mengadakan koordinasi dan kolaborasi lapangan penanganan dampak erupsi gunung.

“Dinas Pendidikan juga akan turun untuk melaksanakan sekolah lapangan sehingga proses kegiatan belajar mengajar tetap dapat berjalan dengan baik,” tambah Andriko.

Pj Gubernur juga mengimbau masyarakat dalam radius 7 kilometer dari gunung agar mengungsi karena Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) memberikan prediksi adanya getaran-getaran gempa. Ia juga mengingatkan bahwa kemungkinan akan adanya potensi banjir bandang mengingat Indonesia sudah memasuki masa penghujan.

Liputan tentang bencana gunung Lewotobi dapat dibaca dalam tautan ini:

Gunung Lewotobi Laki-Laki Di NTT Meletus